
ARASYNEWS.COM, SIAK – Penemuan jasad Malfa Alfarel Nduru (15), putra dari Rustam (40) di hutan di Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak membuat heboh masyarakat.
Ia jadi korban dimangsa harimau Sumatera pada Ahad (29/8/2021) kemarin. Penemuan korban sekitar pukul 18.00 WIB. Korban diserang saat berada di sekitar pondoknya. Alfarel sempat diseret harimau tersebut ke dalam hutan.
Melihat kondisi Malfa yang tidak utuh, diduga akibat dimangsa harimau. Jasad korban ditemukan tanpa kepala di dalam hutan.
Harimau sumatera ini beberapa hari belakang kerap terlihat berkeliaran di basecamp perusahaan kelapa sawit PT Uniseraya dengan luas 200 hektare lebih.
Ia jadi korban pertama karena sebelumnya hewan ini kerap memangsa ternak warga.
Diceritakan Kaur Pemerintahan Kampung TeluK Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kenang, petang itu listrik di pondok atau basecamp PT Uniseraya tempat Rustam dan keluarganya tinggal kondisinya hidup matI, sementara Alfarel dan adiknya sedang bermain di luar.
Saat listrik menyala, hanya Alfarel yang tidak kelihatan di pondok, ketika dicari keluar rumah ditemukan darah berceceran dan bercaknya mengarah ke hutan.
Melihat kondisi itu, penghuni basecamp terdiri dari dua keluarga tidak berani menelusuri. Situasi itu dilaporkan ke perangkat Kampung Teluk Lanus.
Menurut Kenang, ketika kejadian keluarga korban yang ada di dalam pondok tidak berani keluar, setelah harimau pergi membawa Alfarel, barulah mereka bergegas ke Kampung Teluk Lanus melaporkan musibah itu.
Petang itu juga, kata Kenang, warga beramai-ramai menuju lokasi kejadian menggunakan Speedboat. Merekapun langsung melakukan pencarian terhadap jasad korban.
“Malam ini kami berhasil mengevakuasi jasad korban. Kondisinya sangat mengenaskan,” terang Kenang dalam informasi yang diterima.
Alfarel ditemukan warga setelah beberapa waktu melakukan pencarian. Ia ditemukan di hutan sekitar 200 meter dari pondoknya tanpa kepala dan bagian kemaluan juga tidak ditemukan.
Saat ini, kata Kenang lebih jauh, situasi di Kampung Teluk Lanus, warga benar benar khawatir dan merasa berduka. Sebab apa yang dikhawatirkan selama ini, menjadi kenyataan, ada korban jiwa.
Menurut Kenang, sejak harimau mulai masuk kampung, pihak pemerintahan kampung sudah mengingatkan warga untuk berhati hati jika harus ke kebun.
“Jarak dari lokasi ke Teluk Lanus ke lokasi sekitar 2 jam menggunakan pompong. Kami turun dari kampung sebanyak sembilan orang,” dikatakan Kenang.
Lokasi kebun sawit milik perusahaan PT Uniseraya itu tidak jauh dari tepi laut, demikian juga dengan basecamp-nya. Dan proses pengelolaan amdalnya baru selesai dibahas di tingkat kecamatan.
Sejak beroperasi, tidak ada pembicaraan tentang hak-hak yang harus dipenuhi perusahaan untuk warga Teluk Lanus. Tentu saja hal itu perlu dikaji pihak perusahaan, memperhatikan warga sekitar.
“Kami sampai di lokasi sekitar pukul 23.00 WIB. Suasana mencekam begitu terasa. Kami menghidupkan senter, dan membawa sejenis obor menelusuri jejak darah korban. Sekitar 200 meter ke dalam kebun sawit yang berusia sekitar 5 tahun, kami temukan jasad korban tanpa kepala dan kemaluannya juga hilang,” terang Kenang.
Dikatakan Kenang, dengan penemuan jasad korban ini, ibu korban histeris, dan warga lainnya juga terharu. Sedangkan ayah korban berkeinginan membawa jasad putranya ke kampung halaman di Nias, karena kakek korban belum lama ini meninggal dunia juga.
Hasil koordinasi, pihak BBKSDA Riau, Polres dan Polsek akan turun ke lokasi kejadian.
Dan atas kejadian ini, Kenang yakin akan ada solusi, sehingga tidak ada korban lain.
“Biarlah ini menjadi yang terakhir konflik manusia dengan harimau di wilayah kami,” harap Kenang.
“Kami tidak bisa melarang warga agar tidak beraktivitas, hanya saja harus lebih berhati hari. Kami tidak ingin jatuh korban,” jelas Kenang.
Pihak BBKSDA mengatakan dan mengimbau agar jangan pernah sendirian ke kebun. Demikian juga pulangnya jangan terlalu petang. Meksi harimau masuk kampung dan mengintai ternak, tapi warga harus beraktivitas untuk bertahan hidup. []