Dibalik Keindahan Lembah Harau, Dipercaya Kehadiran Inyiak Harimau Jadi-jadian

ARASYNEWS.COM – Pesona keindahan alam Lembah Harau membuat banyak masyarakat dari berbagai daerah yang datang berkunjung. Lembah, perbukitan, dan air terjun yang menakjubkan ini membuat tidak pernah bosan para pengunjung untuk datang.

Lembah ini berada di kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, Lembah Harau diapit dua bukit batu terjal dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Tinggi dari permukaan laut sekitar 500 sampai 850 meter.

Harau diyakini berasal dari kata ‘parau’, artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Mereka sering berteriak histeris dan akhirnya menimbulkan suara parau, hingga akhirnya penyebutan lebih sering menjadi ‘harau’.

Lembah Harau merupakan cagar alam seluas 669 hektar. Hasil survei tim geologi asal Jerman tahun 1980 menemukan jenis batuan yang ditemukan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Legenda masyarakat Sarasah Aka Barayun juga menceritakan bahwa di sekitar Cagar Alam Lembah Harau dulunya adalah laut. Dan ini sama dengan wilayah di Kamang kabupaten Agam.

Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta (pintu gerbang belok ke kiri) membuktikan kalau lembah ini sering dikunjungi sejak 1926. Selain keindahan alam, di dataran tinggi, Anda bisa menemukan cagar alam dan suaka margasatwa seluas 270,5 hektar.

Tapi, ada kisah dibalik pesona alam yang indah di Lembah Harau ini, yakni harimau Lembah Harau atau yang dikenal masyarakat Sumatera Barat dengan Inyiak.

Cerita turun temurun masyarakat mempercayai tentang keberadaan harimau ini. Selian harimau Sumatera asli, ada harimau jadi-jadian (siluman) yang di Lembah Harau. Masyarakat sekitar menyebutnya inyiak. Kabarnya inyiak sebagai jelmaan dari seorang pendekar sakti yang bertapa di sebuah goa di sana.

Menurut hikayat masyarakat terdahulu, dulunya di atas tebing di salah satu bukit berdiri sebuah kerajaan. Sedangkan lembah yang ada ini merupakan lautan.

Suatu hari, putri kerajaan memilih terjun ke laut karena tak diizinkan menikah dengan lelaki yang disukainya. Sang raja lalu memerintahkan rakyatnya mencari jasad sang putri. Namun hingga laut dikeringkan, jenazah sang putri tetap tak ditemukan. Laut yang menjadi daratan itu kini dikenal sebagai Lembah Harau.

Legenda tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat) yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.

Memasuki lembah Harau, seperti berada dalam sebuah benteng yang melindungi dari serangan musuh paling berbahaya. Tinggi pagar tebingnya sekitar 150-200 meter. Tebing itu tegak dengan kokohnya yang mengelilingi lembah. Pagar tebing cadas yang curam dan lurus menantang untuk olah raga panjat tebing. Saat ini kawasan lembah Harau sudah menjadi Taman Wisata Lembah Harau dan mempunyai tujuh air terjun (sarasah) yang mempesona. Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau.

Untuk mengetahui lokasi goa ini, begitu masuk gerbang lembah harau, beloklah ke kiri dan terus masuk ke dalam lembah dan setalah melewati tiga kampung, sampailah di daerah tujuh bukit yang terdapat sebuah goa.

Di goa inilah dahulu kala bertapa seorang pendekar sakti yang akhirnya menjelma menjadi harimau atau inyiak. Pertapa sakti yang menjelma menjadi harimau inilah yang menguasai lembah harau. Bahkan kemudian inyiak mampu menguasai wilayah gunung Singgalang dan wilayah gunung Merapi.

Inyiak berhubungan dengan orang-orang bunian atau makhluk halus yang juga mendiami tiga wilayah: Lembah Harau, Singgalang dan Merapi. Jadi kalau ada orang pernah bertemu dengan inyiak diyakini orang itu akan diambil orang-orang bunian dan tidak akan pernah bisa kembali ke dunia nyata.

Kisah legenda ini juga sudah dibuat film televisi yang sudah ditayangkan televisi swasta nasional tahun 2008 berjudul Harimau Lembah Harau, ceritanya juga soal harimau siluman tapi tidak menceritakan pertapa sakti dan orang bunian. []

You May Also Like