Rumah Gadang Dengan Panjang Lebih Dari Panjang Lapangan Sepakbola di Solok Selatan

ARASYNEWS.COM – Kabupaten Solok Selatan (Solsel) di provinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan daerahnya yang banyak berdiri rumah gadang. Kabupaten ini terkenal dengan 1.000 rumah gadang. Rumah gadang merupakan rumah adat budaya Minangkabau Sumatera Barat, ‘Gadang’ berarti ‘besar’.

Di daerah ini, rumah-rumah gadang yang terlihat dengan panjang yang beragam, mulai dari 80-110 meter dan dengan lebar rata-rata 10-20 meter.

Rumah-rumah gadang dikawasan ini didirikan dengan menggunakan kayu kulim dan kayu besi, yang tujuannya agar tidak mudah lapuk.

Rumah-rumah gadang di wilayah ini rata-rata memiliki ruang sebanyak 9. Tapi dari sekian banyak rumah gadang yang berdiri, ada satu rumah gadang yang unik dan terpanjang di Sumatera Barat. Rumah gadang ini dikenal dengan nama ‘Rumah Gadang 20 Ruang’. Terletak di Nagari Sulit Air, kecamatan X Koto Diateh Jorong Silungkang, Solok Selatan.

Rumah gadang 20 ruang, sampai saat ini masih kokoh berdiri. Dan telah terdaftar sebagai cagar budaya dengan nomor inventaris 03/BCB-TB/A/15/2007 di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batusangkar.

Bangunan ini dinamakan rumah gadang 20 ruang karena bilik atau kamar pada rumah ini terdiri dari 20 buah. Berdasarkan info yang dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rumah Gadang 20 ruang dibangun pada tahun 1820. Akan tetapi mendapat renovasi dan dibangun kembali pada tahun 1901 dan selesai pada 1907. Hal itu dilakukan karena bangunan ini pernah terbakar.

Pembagunan Rumah Gadang 20 Ruang setelah terbakar, tidak dibangun lagi sesuai aslinya. Beberapa yang terlihat berbeda adalah pada bagian atapnya yang awalnya terbuat dari ijuk dan dinding yang semuanya terukir. Kini yang terlihat, atapnya mempergunakan bahan seng dan dinding terlihat polos. Hal itu lantaran dana yang tidak tercukupi.

Bangunan ini pada awalnya digunakan sebagai tempat berkumpul bermusyawarah ninik mamak, para penghulu, dan yang paling penting merupakan tempat tinggal Bundo Kanduang Sulit Air.

Dahulu, Rumah Gadang 20 ruang dikabarkan dihuni oleh 300 orang. Dua Datuk bertugas mengepalai kaumnya, dan dua orang Bundo kanduang sebagai pengatur tertibnya kehidupan di rumah gadang 20 ruang. Pada bagian Pangka dimiliki oleh Datuk Tamaruhun, sedangkan bagian ujung dimiliki oleh Datuk Ampang Limo. Rumah gadang 20 Ruang ini sekarang dihuni oleh para keturunan.

Saat ini, rumah gadang masih difungsikan juga sebagai tempat pelaksanaan upacara adat, dan tempat pelaksanaan pesta atau baralek apabila ada keturunan dari keturunan Datuk yang melaksanakan pesta pernikahan.

Nama Nagari Sulit Air pertama kali diberikan oleh Datuk Mulo Nan Kawi, yang berasal dari Padang Panjang. Saat itu, Ia merantau bersama kaumnya untuk mencari kehidupan di tempat yang baru. Pada suatu saat ia sampai di suatu daerah yang bernama Lubuk Parabung, kemudian beliau makan bersama-sama, ketika sedang makan beliau tersedak dan kesulitan mencari air jernih untuk diminum. Dari sinilah awalnya beliau memberi nama daerah ini Nagari Sulit Air.

Bagi para travelers yang ingin datang berkunjung ke tempat ini dapat ditempuh dengan menggunakan perjalanan darat dengan mobil. Lokasinya berada di daerah Nagari Abai, Kecamatan Sungai Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat. Atau sekitar 21 kilometer dari Padang Aro, ibukota kabupaten Solok Selatan. Atau sekitar 3 jam perjalanan dari kota Padang.

Ketika masuk ke daerah tersebut, wisatawan akan langsung disuguhkan pemandangan menakjubkan beberapa rumah gadang (rumah adat di Nagari Abai) yang mempesona. []

You May Also Like