Penjelasan Kemenkes Tentang Virus Cacar Monyet, Mulai dari Gejala Hingga Penularannya

ARASYNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan @kemenkes_ri Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan virus monkeypox.

Dikatakan Budi, untuk di Indonesia telah terdata sudah beberapa orang yang terkena penyakit ini. Kebanyakan orang yang berusia dibawah 40 tahun. Sedangkan orang kelahiran 1980 ke bawah memiliki antibodi untuk melawan virus cacar monyet. Sebab, pada periode tersebut mereka telah mendapat vaksinasi cacar air yang berlaku seumur hidup.

“Jadi buat teman-teman yang lahir 1980 ke bawah kayak saya ini, tua-tua itu terproteksi. Mungkin enggak 100 persen, tapi terproteksi,” kata Budi dalam konferensi pers “Health Working Group Meeting G20” di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Senin (22/8/2022) kemarin.

Budi menjelaskan, fatalitas atau tingkat kematian dalan kasus cacar monyet ini sangat rendah dibandingkan dengan virus Covid-19.

Dalam catatan WHO, dari 35 orang terinfeksi cacar monyet, 12 orang yang meninggal dunia. Dan kasus kematian tersebut juga bukan disebabkan virus melainkan karena komplikasi.

Cara Penularan Cacar Monyet dan Gejalanya

Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, pasien cacar monyet pertama adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun dari DKI Jakarta.

“Dengan gejala tanggal 14 (Agustus) itu ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar,” ujar Syahril, dikutip dalam keterangannya pada Selasa (23/8/2022)

Meski demikian, Syahril mengatakan bahwa pasien dalam kondisi baik dan tidak mengalami sakit berat.

Ia melanjutkan, pada dasarnya gejala cacar monyet tidak terlalu berat. Namun, masyarakat harus senantiasa waspada tetapi tidak perlu panik.

Untuk meningkatkan kewaspadaan, berikut cara penularan cacar monyet dari manusia ke manusia maupun dari hewan ke manusia:

Cara penularan cacar monyet

Penularan cacar monyet bisa terjadi dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Sebab, penyakit ini merupakan zoonosis yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

Dikutip dari Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox terbitan Kemenkes, cacar monyet menular melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia terinfeksi.

Penyakit ini juga menular melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox. Umumnya, virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terluka atau terbuka meski tak terlihat. Virus juga bisa masuk melalui saluran pernapasan maupun selaput lendir dari mata, hidung, atau mulut.

Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia

Pada dasarnya, penularan cacar monyet antar manusia tidak berlangsung dengan mudah. Penularan umumnya memerlukan kontak erat dan durasi yang cukup lama.

Beberapa hal yang bisa menjadi media penularan dari manusia ke manusia antara lain:

  1. Kontak erat dengan droplet atau percikan cairan dari hidung dan mulut.
  2. Menyentuh atau terpapar langsung lesi atau luka pasien cacar monyet.
  3. Menyentuh benda yang telah terkontaminasi virus monkeypox, seperti pakaian, tempat tidur, handuk, dan peralatan makan.
  4. Lantaran membutuhkan waktu lama, risiko tinggi tertular ada pada anggota keluarga yang tinggal serumah ataupun tenaga kesehatan yang menangani pasien cacar monyet.

Penularan cacar monyet dari hewan ke manusia

Sama seperti antar manusia, penularan cacar monyet dari hewan ke manusia juga bisa melalui beberapa media. Dan di negara endemik cacar monyet, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui:

  1. Gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus.
  2. Konsumsi daging hewan liar.
  3. Kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi dari hewan yang terkena cacar monyet.
  4. Kontak tidak langsung melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox.

Hingga kini, belum diketahui pasti inang atau hewan pembawa virus cacar monyet. Namun di Afrika, infeksi virus ini telah ditemukan pada banyak spesies hewan, antara lain tupai pohon, tikus, dan primata.

Menular saat bergelaja

Untuk mencegah penyebaran monkeypox, saat ini, FDA telah menyetujui dua jenis vaksin. Pasien cacar monyet akan menularkan virus saat mengalami gejala, biasanya 2-4 minggu setelah terinfeksi.

Gejala cacar monyet tersebut antara lain:

  1. Masa invasi, berlangsung selama kurang lebih 0-5 hari, dengan gejala:
  • Demam
  • Sakit kepala berat
  • Limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening/limfe, bisa terjadi di leher, ketiak, atau selangkangan
  • Nyeri punggung atau otot
  • Kelelahan terus-menerus.
  1. Masa erupsi
    Masa erupsi bisa terjadi sekitar 1-3 hari setelah mengalami demam. Masa ini ditandai dengan munculnya ruam atau lesi pada kulit.

Biasanya ruam dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain secara bertahap. Ruam paling banyak muncul pada wajah (95 persen kasus), serta telapak tangan dan kaki (75 persen kasus).

Ruam atau lesi akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh kecil berisi cairan bening (vesikel), dan lepuh kecil berisi nanah (pustula). Kemudian, akan mengeras (krusta) hingga akhirnya rontok.

Pada masa erupsi yang berlangsung sekitar 10 hari ini, seseorang masih berpotensi menularkan penyakit hingga semua krusta rontok dan menghilang.

Lebih lanjut, dikatakannya, hingga kini belum ada vaksin atau imunisasi yang dibuat untuk menghilangkan virus cacar monyet ini. []

You May Also Like