
ARASYNEWS.COM – Pasca gempa M6.2 yang berpusat di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, terjadi beberapa fenomena alam lainnya, mulai dari tanah bergerak atau longsor hingga lumpur panas yang keluar.
Fenomena ini, dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI, Suharyanto adalah fenomena likuefaksi tanah, yang terjadi ketika tanah jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan.
Tanah bergerak atau disebut galodo, terjadi di Bukit Lintang Malapah, Kabupaten Pasaman. Hal itu terjadi akibat Gunung Talamau berada pada elevasi puncak tertinggi.
Sedangkan lumpur panas yang keluar berlokasi dibeberapa tempat, yakni di Nagari Ganggo Hilia, kecamatan Bonjol, kabupaten Pasaman. Dan salah satunya berada di dalam rumah salah seorang warga.
“Fenomena likuefaksi tanah ini terjadi ketika tanah yang jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan. Sehingga, tanah yang padat itu berubah wujud menjadi cairan atau air berat. Di setiap gempa dengan episenter di darat biasa diikuti dengan fenomena longsor, likuifaksi dan gerakan tanah,” terang Suhartoyo, Sabtu (26/2/2022).
Ia menjelaskan, likuefaksi tidak hanya terjadi dalam skala besar seperti di Palu tahun 2018 lalu, tetapi juga dalam skala kecil. Ia menyebut fenomena itu juga bisa terjadi ketika keringnya air sumur dan naiknya pasir.
“Berubahnya tanah jadi lumpur karena terdorongnya air tanah saat gempa bercampur dengan tanah permukaan atau bisa disebut sand boiling,” lanjutnya.
Ia berharap fenomena likuefaksi di Bonjol ini tidak terjadi di lokasi lain. Selain itu, ia juga berharap kejadian itu hanya sementara.
“Kita harapkan apa yang diberitakan sifatnya hanya lokal dan sementara. Semoga tidak terjadi di wilayah lainnya di Pasaman dan Pasaman Barat,” harapnya.

Sebelumnya, viral video meluapnya air panas dari dalam tanah. Dalam video itu, terlihat seperti mata air bercampur lumpur warna cokelat muda menyembur dan mengalir terus.
Selain itu, dalam video yang beredar juga terlihat pergerakan tanah dan menutupi aliran air yang sudah mengering dan juga beberapa rumah kena imbasnya.
Kejadian-kejadian itu disebutkan terjadi setelah gempa di Pasaman Barat. Hingga kini BNPB mencatat gempa itu menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan ratusan rumah dan bangunan rusak. []