ARASYNEWS.COM – Selain pantai Padang, pemandian Lubuk Minturun hingga sekarang masih menjadi tempat favorit bagi masyarakat kota Padang dan juga pengunjung dari luar.
Tempat ini kerap menjadi kunjungan para travelers lantaran memiliki pesona alam yang masih alami.
Berbagai tradisi kerap dilakukan di kawasan ini, salah satunya adalah balimau pada bulan Ramadhan. Dan tradisi ini terus turun-temurun hingga kini.
Meski lokasi Pemandian Lubuk Minturun tidak berada disekitar pusat Kota Padang, tapi jarak tempuh dengan kendaraan pribadi atau angkutan kota hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Akses transportasi ke Lubuk Minturun dapat dengan mudah dilalui oleh kendaraan roda 4 maupun roda 2.
Daerah ini berada di Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Sekitar 20 km ke arah utara dari pusat kota.

Memasuki kawasan yang gerbang utamanya berada di jalan By Pass ini akan suguhkan berbagai macam jenis tanaman hias yang berwarna warni dan tidak lupa juga ada bibit buah-buahan.
Area pemandian berjarak beberapa ratus meter dari gerbang masuknya.
Disisi lain, untuk urusan makan dan minum, para travelers jangan khawatir, karena ada banyak tempat makan atau rumah makan yang walau bangunannya terlihat sederhana tapi masakannya terasa sangat lezat.
Pemandian Lubuk Minturun ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pemandian Lubuk Minturun bentuknya berupa sebuah lubuk yang berada di Lubuk Minturun yang merupakan bagian dari Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, disalahsatu titik aliran air sungai Batang Kandis. Pemandian ini sudah terbentuk secara alami dan berumur sudah cukup tua. Konon, menurut cerita dulunya adalah tempat mandi nona-nona Belanda pada tempo dulu.
Hal ini dikuatkan oleh sebuah monumen atau prasasti yang juga sudah cukup berumur di sisi pemandian berukir kata-kata : Diboeka 8-4-1883&, pada baris kedua : oleh, baris ketiga : penghoeloe, dan terakhir terukir kata Achin.
Prasasti ini dapat menjadi bukti sejarah akan jejak pemandian zaman kolonial, meski keberadaannya luput dari perhatian pengunjung.

Area di sekitar lokasi terasa sejuk karena kerindangan lingkungannya yang memang masih terjaga rimbun. Salah satu sisinya dibatasi dinding tanah yang menopang jalan beraspal menuju ke tempat pemandian ini. Sehingga saat lewat, keindahan objek wisata ini sudah bisa dinikmati dari atas. Di bagian dinding tanah yang membatasi bagian terdalam tempat pemandian ini sengaja dibentuk sedemikian rupa untuk bisa dinaiki dan kemudian terjun ke air. Disarankan jangan dicoba oleh yang tidak bisa berenang atau anak-anak karena selain lumayan tinggi, area jatuh terjunnya airnya juga sangat dalam.
Pada sisi yang berseberangan, kedalaman air cukup dangkal. Jika tidak membawa kelengkapan bermain air, penduduk setempat menyediakan pelampung mulai dari yang tradisional (benen bekas) hingga yang memadai. Dan tentunya juga tersedia jajanan ringan seperti gorengan, kue-kue, minuman botol, kopi dan sebagainya serta warung tradisional yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai sejenak atau menikmati makanan dan minuman yang tersedia. Sebagai tempat pemandian jelas Pemandian Lubuk Minturun menyediakan fasilitas toilet yang memadai.
Salah satu faktor yang membuat pengunjung menyukai objek wisata ini adalah biaya masuk dan parkir kendaraannya yang lumayan murah sehingga terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. Selain tentunya juga karena kenyamanan serta keindahan alamnya.
Di kawasan ini juga merupakan daerah agrowisata dengan warna warni tanaman dan buah. Daerah ini memang menjadi lokasi pembibitan tanaman dan buah oleh dinas pertanian, baik kota dan provinsi. Bahkan ada juga sekolah untuk pertaniannya. Namun, untuk agrowisatanya memang belum setenar pemandian alamnya. Ini sangat berpotensi dan perlu promosi yang lebih giat lagi, apalagi di era digital saat ini.
Jika ingin beli bibit tananam dan buah-buahan bisa datang ke Lubuk Minturun. Ternyata tempatnya juga bisa dimanfaatkan untuk spot foto dan lumayan istagrammable juga.
Lubuk Minturun, Pemandian None dan Meneer Belanda
Dari gerbang ini dapat diteruskan hingga sampai ke persimpangan tiga, jika dilanjutkan arahnya ke kanan akan naik ke Sungai Lareh dan ke kiri turun ke Pemandian Alam Lubuk Minturun dan Air Dingin.
Sedari zaman kolonial Hindia Belanda, kawasan Lubuk Minturun ini sudah dikenal dengan wisata alamnya, terutama pemandian alamnya. Wajar saja tempat ini menjadi salah satu dari tujuh destinasi wisata yang dikelola langsung oleh pemerintah Kota Padang.

Jembatan tua di Lubuk Minturun
Pemandian Lubuk Minturun dikenal juga dengan Pemandian Alam Lori. Kata lori ini terpatri menjadi nama pemandian alam yang menjadi objek wisata Kota Padang. Mengapa? Karena di tempat ini terdapat Lori atau kereta mini yang dibuat sejak zaman kolonial. Namun, bentuknya dan jejaknya belum saya temui. Ini juga menjadi penasaran. Biasanya lokasi pemandiannya dekat pengolahan air PDAM Lubuk Minturun.
Dari penuturan masyarakat yang dapat dijumpai dari Lori itu adalah jembatan tua. Jika melihat jembatan ini terdiri dari satu tiang penyangga yang ketinggiannya tidak lebih dari 10 m dan lebarnya kurang dari 1 m. Membentang di atas sungai Batang Kandis dengan pagar besi berwarna kekuniangan dan sudah berkarat.
Jembatan Lori ini bersebelahan dengan jembatan baru yang bila diteruskan akan masuk ke ladang penduduk sekitar dan akan berjumpa Hutan Sengon yang merupakan kelompok pohon dari suku polong-polongan ini memiliki bentuk yang menarik sebagai latar objek foto yang instagrammable.

Bungker Jepang Sungai Lareh.
Dari Pemandian Alam Lubuk Minturun (Lori) ini, dapat berbalik arah naik ke daerah Sungai Lareh. Selain jejak kolonial, di Lubuk Minturun ini juga ada peninggalan zaman penjajahan Jepang sekitar tahun 1943-1946.
Terdapat satu bungker dari tampak muka berbentuk setengah lingkaran dengan tebal dindingnya kurang dari 1 m. Posisinya dekat jalan raya, tapi agak menjorok ke bawah.
Jika masuk ke dalam ada lorong yang tinggi dan lebarnya nya tidak sampai 2 m dan 1 m hingga nanti berjumpa dengan ruangan untuk tempat persembunyian dari tentara kolonial dan masyarakat sekitar.
Kabarnya ruangan ini cukup luas dan terdapat satu ventiasi udara di atasnya. Bungker ini dibuat oleh pekerja yang diambil dari pulau Jawa.
Sayangnya, bungker ini tidak terawat dan sudah banyak ditumbuhi tanaman liar. Padahal bungker ini dapat menjadi daya tarik untuk pengunjung yang datang ke kawasan Lubuk Minturun.
Pemandian Air Dingin
Lubuk Minturun ini memang surganya bermain air dengan nuansa alam yang masih alami di Kota Padang. Selain Pemandian Alam Lori ada juga pemandian lainnya yang tidak jauh dari tempat ini menuju ke arah Air Dingin Balai Gadang.
Di sini banyak terdapat pemandian alam dan buatan seperti pemandian dan kolam berenang air dingin batu gadang yang memiliki lima kolam pemandian dengan tiket masuk Rp.20.000 per pengunjung.
Ada juga pemandian Tiger Camp yang merupakan wahana kolam pemandian dengan nuansa alam yang masih asri dengan tiket masuk Rp.15.000 per pengunjung. Kawasan pemandian ini dapat digunakan menjadi tempat outbond sekaligus berkemah.

Menjelajahi Air Terjun 7 Tingkat Lubuk Minturun
Lubuk Minturun juga selain memiliki pemandian alam juga terdapat sejumlah air terjun yang dapat dijelajahi seperti Air Terjun 7 Tingkat atau Pincuran 7.
Lebih dari 20 km dari pusat Kota Padang pergi ke arah Lubuk Minturun dengan ikuti jalan menuju Pemandian ABG atau jalan menuju Ngungun Saok. Nanti ada posko penitipan kendaraan. Akses masuk hanya Rp.5000 dan parkir Rp.3000.
Namanya juga jelajah air terjun tentu traking cukup menantang. Air terjun ini berada di pedalaman hutan, tapi cukup mudah ditemukannya sudah ada jalur dari jalan setapak.
Diharapkan berhati-hati karena banyak bebatuan tajam disekitarnya. Dari posko penitipan kendaraan kira-kira 15-20 menit sampai ke lokasi. Meski berada di tengah hutan dan jauh dari keramaian ternyata ada sinyal ponsel loh untuk provider merah.
Ngugun Saok Pemandian Alam Tercantik di Kota Padang
Jika dilanjukan lagi akan sampai ke Ngungun Saok yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan karena keunikan tebing-tebing batu yang eksotik dan terdapat juga sejumlah air terjun. Ngungun Saok yang bermakna tempat yang tersembunyi yang desiran air. Lokasinya sekitar 3 km dari pemandian Lubuk Minturun.
Aksesnya cukup menantang dapat dilalui dengan kendaran bermotor dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Untuk sampai di lokasi harus menyusuri tepian sungai dengan tebing curam dan jalan-jalan berbatu.
Rasa lelah dan perjalanan yang panjang akan terbayar ketika melihat banyak lubuk (kolamnya) ditambah juga dinding bebatuan yang banyak lumut menjadikan suasana sekitarnya menjadi lebih instagrammable. []