ARASYNEWS.COM – Cuaca panas yang melanda beberapa wilayah di pulau Sumatera, dikatakan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah dipengaruhi oleh keberadaan Siklon Tropis Kong-Rey yang menyusul setelah Trami di Filipina.
Cuaca panas ini melanda beberapa wilayah termasuk provinsi Riau dalam beberapa hari belakang dan diperkirakan masih akan berlanjut.
Dikutip dari keterangan pihak BMKG, bahwa Siklon Trami sebelumnya telah menarik massa udara panas ke wilayah ini, menyebabkan suhu siang hari tetap tinggi meski Riau telah memasuki awal musim hujan.
Selain itu, dijelaskan juga, bahwa panas yang melanda ini diperkirakan akan berkurang seiring hujan yang diprediksi turun minggu ini.
“Jika Kong-Rey tidak muncul, kami prediksi hujan sudah mulai turun. Tapi sekarang, hujan diperkirakan akan minim dalam seminggu ke depan,” jelas prakirawan, dikutip Senin (28/10).
“Namun, dengan munculnya Siklon Tropis Kong-Rey, perkiraan itu berubah,” kata prakirawan.
Saat ini, suhu udara di wilayah Riau hari ini diprakirakan berkisar antara 23,0 hingga 35,0 °C, dengan kelembapan udara mencapai 45 hingga 95 persen.
Angin bertiup dari arah Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan 10 hingga 30 km/jam.
Menurut BMKG, jika angka indeks UV sudah 11 ke atas, sudah ekstrem untuk terpapar sinar matahari. Dan beberapa hari terakhir, indeks sinar UV levelnya di angka 9 atau di atas sangat tinggi, namun belum ekstrem.
Berdasarkan Indeks UV Organisasi Kesehatan Dunia (UVI) yang mengukur radiasi ultraviolet, semakin tinggi UVI, maka semakin besar potensi merusaknya dan semakin cepat kerusakan terjadi.
Pengukuran radiasi UVI ini dapat membantu kapan saatnya harus melindungi diri dari matahari dan kapan saatnya menghindari aktivitas di luar rumah.
BMKG Pekanbaru mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca panas yang melanda Provinsi Riau beberapa hari terakhir.
Diharapkan, masyarakat menjaga kesehatan dengan mengurangi aktivitas luar ruangan yang berlebihan dan memperbanyak minum air putih untuk menghindari risiko dehidrasi.
Dampak cuaca panas ini juga telah menimbulkan kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau. Tercatat sudah 72 titik panas yang tersebar di beberapa wilayah di Riau, seperti di Bengkalis dengan 9 titik, Rokan Hilir 6 titik, Rokan Hulu 8 titik, Kampar 15 titik, Kepulauan Meranti 1 titik, Pelalawan 7 titik, Siak 6 titik, Indragiri Hilir 6 titik, Indragiri Hulu 12 titik, serta Kota Dumai 2 titik.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca, mengingat kondisi panas ini mungkin masih akan terasa hingga sepekan ke depan.
“Sementara puncak musim hujan di wilayah Riau diprediksi berlangsung antara November dan Desember 2024,” ungkap prakirawan.
Disisi lain, juga diperkirakan, beberapa wilayah di Indonesia bagian barat akan dilanda fenomena La Nina yang diprediksi akan terjadi mulai dari September-November 2024 dengan peluang 60%, dan bertahan hingga Maret 2025.
Menurut laporan NOAA dan BMKG, Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan hingga 40% yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang. Peningkatan curah hujan juga dapat mempengaruhi kesehatan dengan risiko penyakit seperti flu, demam berdarah, dan infeksi pernapasan. []