
ARASYNEWS.COM, INDRAGIRI HILIR – Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati pada 5 Juni dibelahan didunia juga diikuti puluhan pemuda dan masyarakat Desa Tanjung Pasir
Para generasi muda yang terdiri dari mahasiswa, komunitas pencinta alam, organisasi masyarakat sipil, dan kelompok masyarakat menyuarakan perubahan iklim tanggung jawab bersama.

Aksi ini di ikuti oleh 30 orang yang berasal dari BDPN, GREENOMOS, HMI Cabang Tembilahan, BEM UNISI, DPM UNISI, Mapala BRIMASPALA, Ikatan keluarga Duanu Riau (IKDR), masyarakat setempat dan didukung oleh Jikalahari, Walhi Riau, XR Riau, Pusat Studi Lingkungan dan Sumber Daya Alam UNISI, Germas, KPA EMC2, dan Saung Alam Indonesia.
Aksi bersama ini dilakukan di Dusun Sungai Bandung, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten. Indragiri Hilir (Inhil) pada Ahad (5/6/2023).
Zainal Arifin Hussein koordinator aksi, mengatakan, aksi ini sekaligus mengajak masyarakat Inhil untuk lebih proaktif menjaga dan melestarikan lingkungan hidup demi keberlanjutan dan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Dikatakannya, Inhil adalah sebagai satu kabupaten di Riau yang cukup parah terdampak intrusi air laut yang dipicu oleh perubahan Iklim dan menyebabkan keterpurukan ekonomi bagi masyarakat pesisir, oleh karena itu kesadaran dan aksi nyata penyelamatan lingkungan sudah sangat mendesak untuk dilakukan.
“Bagi masyarakat pesisir Kabupaten Indragiri Hilir dampak perubahan iklim adalah sebuah kenyataan, dimana intrusi air laut telah menyebabkan rusaknya perkebunan kelapa dan juga memicu kerusakan ekosistem mangrove. Keadaan seperti ini semakin memperparah keadaan dan ekonomi masyarakat pesisir yang sebagian nelayan semakin terpuruk” terang Zainal Arifin Hussein, dalam rilis yang diterima media, Rabu (7/6/2023).
“Peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan kita tentang betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan memberikan aksi nyata untuk mengurangi resiko krisis iklim yang semakin nyata,” kata dia.
Aksi Bersama Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia ini juga diisi dengan melakukan penanaman 3.000 batang mangrove, sosialisasi pentingnya ekosistem mangrove dan bahaya racun ikan serta membangun jaringan internet yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan siswa madrasah Dusun Sungai Bandung.

Dalam kesempatan yang sama, Rezki Andika, Koordinator Relawan Pengorganisasian Rakyat Walhi Riau menyampaikan dukungan kegiatan yang dilakukan oleh BDPN dan elemen masyarakat ini sebagai bukti nyata penyelamatan lingkungan akibat krisis iklim.
“Kegiatan ini merupakan bukti nyata penyelamatan lingkungan akibat krisis iklim. Dan ini merupakan “tamparan keras” dari anak muda untuk pemerintah. Bukannya memberikan lingkungan yang baik dan sehat, pemerintah malah memperburuk keadaan dengan menerbitkan kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat,” tegasnya.
“Salah satunya yang diketahui adalah telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2023 tentang pengelolaan hasil sendimen di laut. Indragiri Hilir tentu tidak lepas dari dampak akibat kebijakan ini sebab terdapat pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah ini,” kata Rezki.
“Kebijakan ini berpotensi memperparah intrusi air laut dan merusak perkebunan kelapa rakyat di Indragiri Hilir. Kemudian kebijakan ini juga akan memperburuk sumber penghidupan masyarakat pesisir, seperti masyarakat Suku Duano,” jelasnya.
Selain itu, Rasyid Jul Siregar, Direktur Yayasan Saung Alam Indonesia menyampaikan dukungan atas kegiatan BDPN dan generasi muda.
“ Kegiatan Penanaman Mangrove ini merupakan aksi nyata rekan-rekan BDPN untuk pencegahan erosi ataupun pencegahan intrusi air asin yang banyak merusak kebun Kelapa masyarakat, jika mangrove terjaga sudah pasti hasil laut disekitarnya juga meningkat,” kata dia.
“Semoga kegiatan rekan-rekan BDPN ini bisa menjadi pendorong bagi masyarakat untuk secara sadar aktif melakukan penanaman mangrove,” harapnya.
“Terakhir pesan untuk semua masyarakat,terutama masyarakat provinsi Riau untuk perhatian terhadap pesisir, Karena sejatinya Kehidupan Primer kita terletak pada Air, ikan dan hasil lautnya, Maka sedari dini kita harus mengetahui pentingnya mangrove sebagai penahan abrasi dan gelombang air laut agar tidak mencapai daratan, dan mari kita cegah kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius,” ditambah Zainal.

Masih dalan kegiatan ini, Nasrul Hair Wakili kepala sekolah madrasah Ibtidayah Khairatul Islamiyah Dusun Sungai Bandung memberikan apresiasi atas bantuan sumbangan jaringan internet dari Jikalahari. Bantuan ini nantinya akan dapat membantu proses belajar mengajar di madrasah.
“Saya mengucapkan terimakasih atas perhatian kawan – kawan aktivis lingkungan dan adik-adik mahasiswa kepada masyarakat dusun ini. Selain masalah transportasi selama ini kami juga kesulitan untuk berkomunikasi keluar, Alhamdulilah semoga bantuan jaringan internet dari Jikalahari dapat mengatasi masalah komunikasi dan menunjang proses belajar mengajar para siswa madrasah” ucapnya. [Rls]