
ARASYNEWS.COM – Dalam dua pekan terakhir, berbagi protes disampaikan atas penyimpangan yang dinilai tengah terjadi saat ini. Mulai dari penolakan UU KPK, kenaikan harga-harga termasuk kelangkaan sejumlah barang, BBM, RKUHP, dan lainnya. Hal ini diperkirakan akan menimbulkan gejolak dan berkemungkinan akan terjadi reformasi jilid II di Indonesia seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998.
Tuntutan bukan hanya terjadi di Ibukota Jakarta saja, tapi juga terjadi diberbagai kota di Indonesia.
Massa yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan dan bahkan juga diikuti gerakan para siswa-siswa sekolah setingkat SMA/SMU.
Dan telah masuk agenda, unjuk rasa besar-besaran akan terjadi pada Senin, 11 April 2022.
Menyikapi kenyataan politik kaum muda itu, Aktivis 98 DR.Elviriadi memberikan penilaian menarik.
“Ya, saya kira mahasiswa sudah ke tahap kebangkitan kesadaran. Melihat sikap elit politik yang stagnan, saya kira gerakan adik adik akan membawa Indonesia ke gelombang reformasi jilid II”, ujarnya.
Ketua Majelis LH Muhammadiyah ini memberi analisis bahwa pintu demokrasi hari ini memang terbuka lebar. Akan tetapi pragmatisme para tokoh politik menyuburkan bibit bibit otoritarianisme.
“Demokrasi membaik, tapi transaksi jabatan dan nilai nilai pragmatisme menguat, rakyat disuguhkan dramaturgi politik tanpa nilai nilai,” kritik putra Kabupaten Meranti itu.
“Saya fikir pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui topeng revisi revisi-an ini hanya puncak gunung es, dibawahnya sudah terhidang berbagai fakta penindasan rakyat indonesia,” katanya.
Aktivis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang dikenal vokal itu memprediksi eskalasi massa aksi akan semakin massif ke depan.
“Beberapa hari ke depan, saya kira bertambah massif. Ruang publik yang lama vacuum, menemui momentum melalui massa aksi mahasiswa itu,” tukasnya.
“Saya berharap Pemerintah dan DPR RI sedikit akomodatif lah, kalau tetap defensif dan bahkan melontarkan statement kontroversial, suasana bisa tambah panas.” pungkasnya. []