
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU –
Dipenghujung masa tugasnya yang akan berakhir pada bulan Mei 2022 ini, Walikota Pekanbaru, Firdaus, akan berangkat pergi bersama anak buahnya ke Mesir. Direncanakan keberangkatan ini dari Bandara SSK II langsung ke Mesir melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Jum’at (1/4/2022) malam.
Keberangkatan Firdaus ke Mesir ini mendapat banyak kritik dan dibayang-bayangi persoalan sampah berserakan, pembangunan IPAL, serta pemotongan gaji Tenaga Harian Lepas (THL).
“Kita minta kepada Pemko Pekanbaru sesuainya janjinya untuk tidak memotong lagi gaji THL. Kasihan kita. Kalau mau motong, potonglah yang lain. Jangan THL,” kata Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Aidil Amri, Selasa (29/3/2022) kemarin.
Politisi Demokrat ini menegaskan, DPRD sangat tidak setuju apabila Pemko Pekanbaru akan kembali memotong gaji para THL tahun ini.
“Dulu 2021 gaji THL dipotong 50 persen, kita kan waktu itu menolak. Ternyata itu tetap berlanjut. Tapi Pemko berjanji di 2022 ini tidak ada dipotong lagi gaji THL,” ujarnya.
Aidil merasa sedih dengan adanya pemotongan gaji THL sebesar 50 Persen pada 2021 lalu. Menurutnya, Pemko Pekanbaru seharusnya mempertimbangkan sisi kemanusiaan para THL di Pemko Pekanbaru maupun Sekretariat DPRD. Mereka hanya menerima gaji terbilang kecil.
“Udahlah gaji kecil. Dipotong lagi. Kan ini tidak manusiawi namanya. Jadi kita minta janganlah dipotong lagi,” tukasnya.
Ditempat terpisah, kritikan juga disampaikan Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau, Tito Handoko. Ia mengatakan keinginan Firdaus sebagai Walikota Pekanbaru bersama 6 pejabat lainnya berangkat ke Mesir ini membuktikan sensitifitas pejabat terhadap persoalan dihadapi masyarakat semakin mengkhawatirkan publik.
“Publik melihat dari sini, karena masalah ini penting. Rasanya di akhir masa jabatan malah makin kurang sensitif,” kata Tito.
Tito mengatakan, masih banyak ditemukan masalah dihadapi warga Pekanbaru, namun tak kunjung diselesaikan oleh Firdaus sejak menjabat 10 tahun terakhir.
“Malah menggunakan APBD untuk ke Mesir. Banyak masalah sebenarnya perlu ditangani segera agar diselesaikan,” katanya.
Menurut Tito, masalah mendasar seperti infrastruktur saja masih semerawut di Pekanbaru. Ditambah lagi dengan masalah sampah, banjir yang tak kunjung selesai, serta kelangkaan minyak goreng dan solar yang terjadi saat ini.
“Kenapa pejabat publik kurang responsif, tidak turun di tengah masyarakat mencarikan solusi. Malah ingin ke Mesir menggunakan APBD,” pungkasnya. []