
ARASYNEWS.COM – Pemerintah provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersama pemerintah kabupaten Agam dan Limapuluh Kota berencana akan membangun jalan alternatif yang dapat dimanfaatkan banyak pihak. Jalan alternatif ini nantinya akan menghubungkan antara Kabupaten Agam dengan kabupaten Limapuluh Kota.
Terkait rencana pembangunan jalan ini, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sendiri telah melakukan peninjauan. Lokasi ini nantinya akan menghubungkan wilayah Kecamatan Akabiluru Kabupaten Agam dan Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Limapuluh Kota.
Dilansir dari laman instagram Pemprov Sumbar, Mahyeldi mengatakan akses ini akan dimulai di Nagari Sungai Balantiak, Akabiluru.
“Ternyata sangat dekat sekali menuju Kamang, jadi ini sangat memungkinkan sekali untuk ditembus,” ujar Mahyeldi, dikutip Ahad (24/9/2023)
“Tentu ini akan berdampak positif di banyak lini. Terutama sekali ekonomi masyarakat,” jelasnya.
“Pembukaan jalan ini bisa menghubungkan dua sekolah kejuruan yang berada di masing-masing wilayah yaitu SMK IT Kamang Magek dan SMK Kesehatan Akabiluru,” kata Mahyeldi.
“Manfaatnya banyak, tentu kita upayakan sesegera mungkin merealisasikan jalan ini. Kita bawa dinas terkait,” jelasnya.
Dalam peta, memang jarak kedua wilayah ini terbilang sangat dekat. Meski demikian, keduanya dipisahkan oleh hutan yang masih rimbun. Dia mengatakan, panjang jalan ini sekitar 7 kilometer.
Wilayah Kamang Magek dan Kecamatan Akabiluru saat ini dipisahkan jarak sekitar 30 kilometer via Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh.

Sebelumnya, Mahyeldi juga telah membuka jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kabupaten Solok. Dan ruas jalan ini adalah sepanjang 44,9 kilometer.
Hingga saat ini, jalur alternatif Solok, menuju Pesisir Selatan sudah mulai bisa dimanfaatkan. Hanya saja untuk roda empat hingga lebih masih belum bisa dilewati karena belum rampung sepenuhnya.
Untuk akses dari Kabupaten Solok sendiri, jalurnya akan dimulai dari Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar, Adratus Setiawan meminta masyarakat yang mengakses jalan itu waspada lantaran 1,3 kilometer (km)-nya masih belum terbentuk badan jalan.
“Dari sepanjang 44,9 kilometer jalan itu, masih terdapat enam kilometer yang belum selesai dikerjakan, namun sudah bisa dilewati oleh kendaraan,” kata Adratus.
Ia menyebut, pada tahun 2023 ini, BMCKTR masih melaksanakan sejumlah pengerjaan pembentukan badan jalan di ruas jalan alternatif itu dengan alokasi anggaran sekitar Rp22 miliar.
Menurutnya, pengerjaan pada 2023 dibagi atas dua paket. Paket pertama, kata dia, untuk pengerjaan pembentukan badan jalan selebar enam meter sepanjang dua kilometer. Kemudian galian sepanjang 200 meter ditambah dengan 200 meter pengaspalan.
Paket ini dialokasikan anggaran Rp10,4 miliar. Dikerjakan oleh PT Nadya Karya Prima. Diperkirakan tuntas pada November 2023.
Kemudian paket kedua sepanjang 2,3 kilometer ke arah Alahan Panjang, pengerjaan sama dengan arah Pasar Baru, untuk pembentukan badan jalan dan pengerasan dengan pasir dan batu (sirtu).
Bentuk pengerjaannya berupa pekerjaan galian sepanjang 450 meter, perkerasan. Kemudian pengaspalan 500 meter.
“Jadi secara keseluruhan pekerjaan kita untuk dua paket ini sudah mencapai 70 persen, ditargetkan tuntas pada November 2023,” ungkapnya.
Untuk paket kedua ini dikerjakan oleh PT Pasindo Prima Kreasi dengan kontrak Rp10,4 miliar. Dengan konsultan PT Abata Rencana.
Sementara sisanya sepanjang enam km akan dilanjutkan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar 2024. Dengan perkiraan kebutuhan Rp 7 miliar untuk satu kilometer pembangunan, atau total sekitar Rp 42 miliar agar jalan tersebut benar-benar dapat dilalui dengan nyaman.
Untuk ruas jalan ini, Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan jalan alternatif Pasar Baru, Bayang di Pesisir Selatan menuju Panjang di Solok menjadi ruas penting penghubung dua kabupaten. Jalan sepanjang 44,9 km tersebut diperkirakan akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dua kabupaten tersebut.
Jalan itu juga memangkas jarak sekitar 50 kilometer dibandingkan jarak dengan jalan utama saat ini. Waktu tempuh antara dua daerah juga menjadi lebih singkat menjadi sekitar 1 jam saja. []