Bulan Rajab, Pahala dan Maksiat Hasilnya Berlipat, Hati-hati Hadist Palsu

ARASYNEWS.COM – Saat ini adalah bulan Rajab dalam tahun Hijriyah. Ada banyak amalan yang dianjurkan untuk meningkatkan amal dan ibadah bagi umat muslim.

Disebutkan juga, amal ibadah yang dilakukan di bulan Rajab akan diganjar pahala lebih banyak. Begitu juga dengan perbuatan maksiat, nilai dosanya berlipat.

Disisi lain, sebagian umat muslim kerap melakukan amalan-amalan di bulan Rajab atas dasar hadist-hadist palsu yang tersebar. Dan ini disampaikan Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam tausiyahnya.

UAH menyebutkan ada beberapa hadist palsu tentang Rajab yang sering menjadi dalil keutamaan mengerjakan suatu amalan tertentu.

“Contoh, pernah dengar kalimat ini? ‘Siapa yang menunaikan sholat di malam Jumat di bulan Rajab di antara isya sampai fajar. Dia bacakan rakaat pertama setelah Al-Fatihah kemudian dibacakan surah A, surah B, sampai lainnya, maka akan diampuni dosa-dosanya, dibebaskan dari neraka.’ Pernah denger kalimat itu? Ini hadistnya hadis palsu. Bahkan, di kitab hadist palsunya tidak ditemukan, saking palsunya hadist ini,” jelas UAH dikutip dari Akhyar TV via YouTube Audio Dakwah, Senin (15/1/2024).

Hadist palsu lainnya, terkait keutamaan mengerjakan puasa di bulan Rajab

“Pernah dengar hadist ini? ‘Di surga itu ada satu pintu, satu sungai, nama sungainya sungai Rajab. Siapa yang bisa puasa sehari di bulan maka dia akan mendapatkan kenikmatan dari air minum sungai Rajab.’ Itu hadistnya hadist palsu. Saking palsunya, di kitab-kitab yang primer pun tidak ditemukan,” kata UAH.

UAH mengatakan juga bahwa dirinya sudah menggali tujuh kitab yang menyampaikan hadist palsu tersebut, salah satunya kitab Fadha’il al-Auqat karangan Al-Baihaqi. Semua yang dicantumkan dalam kitab-kitab tersebut untuk menginformasikan bahwa itu hadistnya maudhu (palsu), minimal dhoif.

“Jadi dituliskan itu untuk ngasih informasi, ini hadistnya dhoif ya, hadistnya palsu. Jangan dipakai sebagai rujukan. Bukan dituliskan untuk mengonfirmasikan pada kita itu amalan,” kata UAH.

Hadist palsu tersebut, kata UAH, ditampilkan bukan untuk mencela orang lain yang mengerjakan amalan tersebut. Sebab, ada hadist lain yang shahih yang bisa menjadi landasan mengerjakan amalan tersebut.

“Jangan sampai melihat ada orang yang puasa di bulan Rajab, lalu Anda katakan ‘Hei (pakai) hadist palsu, bukan.’ Karena dia bisa menggunakan yang shahih. Anda sendiri gak puasa malah mencela orang,” kata UAH.

“Jadi, kalau mau puasa silakan tapi gunakan sandaran yang shahih hadistnya. Kalau malam pengen sholat boleh gak? Boleh, tapi jangan jadikan (hadist) palsu sebagai sandaran,” kata UAH.

Hadist-hadist Shahih Puasa Rajab

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, puasa di bulan Rajab adalah sunnah. Dan Dalilnya adalah hadist Muslim nomor 1.960 dari riwayat Sayyidah Aisyah yang dikuatkan oleh keterangan Ibnu Abbas RA.
Disebutkan bahwa nabi sering meningkatkan puasa di bulan-bulan haram, termasuk di bulan Rajab.

“Kata Sayyidah Aisyah termasuk juga kemudian Ibnu Abbas radhiallahu ta’ala anhuma, saya kadang melihat Nabi SAW sering puasa seakan-akan gak buka, tapi juga sering melihat beliau buka seakan-akan enggak puasa ya,” ucap UAH.

UAH mengatakan, berdasarkan hadist tersebut, agar umat muslim meningkatkan ibadah puasa di bulan haram seperti Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram boleh saja dilakukan. Walaupun tidak ada kekhususan mengkhususkan puasa di satu bulan saja.

“Kalau ada yang tanya boleh nggak saya puasa bulan Rajab? Silakan. Anda mau Senin puasa silakan, Kamis puasa silakan. Gak ada batas seperti hari-hari biasa. Cuma pahalanya ketika Anda kerjakan untuk menghindari maksiat maka bisa berlipat dari hari sebelumnya,” kata UAH.

Untuk pelaksanaan puasa di bulan Rajab, kata UAH, dapat dilakukan saat momentum yang biasa dilakukan puasa. Seperti puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa Dawud. Boleh juga puasa yang beruntun, misalnya Senin-Rabu puasa lalu Kamis tidak.

“Apa dalilnya? Tadi karena puasa di bulan-bulan hurum dianjurkan oleh Nabi SAW,” tegas UAH.

Keutamaan Puasa di Bulan Rajab

Ustadz Adi Hidayat, mengatakan, tidak ada keutamaan khusus seperti jika puasa di bulan Rajab akan mendapatkan sungai Rajab di surga. Kemudian, jika puasa sehari di bulan Rajab maka akan diampuni semua dosa dan dibebaskan dari neraka.

UAH menyimpulkan, keutamaan puasa di bulan Rajab sebetulnya keutamaan umum yang disebutkan dalam dalil-dalil masuk dalam kategori puasa dan ibadah di bulan bulan haram seperti keutamaan di tiga bulan yang lainnya.

“Tidak ada amalan-amalan khusus misalnya yang hadist-hadist yang menunjukkan keistimewaannya, tapi kalau Anda kerjakan silakan saja kerjakan dengan niat mengerjakan amalan-amalan rutinitas seperti yang lainnya dan pahala Allah berikan kepada Anda,” terang UAH.

[]

You May Also Like