
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Pihak otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru berhasil gagalkan pengiriman paket berisi puluhan anak buaya muara (Crocodilus porosus), Rabu (24/3/2021) lalu.
Kabar ini diterima arasynewscom, pada Kamis (1/4/2021) dalam rilis yang dipublikasikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Suharyono.
“Rabu kemarin, berdasarkan informasi dari AVSEC Bandara Sutan Syarif Kasim di peroleh informasi adanya kiriman paket yang mencurigakan. Kemudian, setelah pihak AVSEC bersama Balai Besar KSDA Riau melakukan pemeriksaan melalui mesin XRay, didapati bahwa paket tersebut berisi satwa jenis buaya,” disampaikan Suharyono, Kamis (1/4).
“Selanjutnya petugas membuka paket dan melakukan pemeriksaan dan mendapati 22 ekor buaya muara yang dikemas dalam 8 kantong plastik,” kata Suharyono.
“Dari 22 ekor buaya muara, terdapat tujuh ekor dalam kondisi mati dan yang masih hidup sebanyak 15 ekor,” jelasnya.

Dalam setiap kantong plastik, dikatakan Suharyono, terdapat lubang udara dan sabut kelapa dalam kondisi lembab.
Dijelaskannya, paket itu dikirim melalui jasa pengiriman TIKI dengan nomor resi 03021036077, pengirim atas nama Rendi, alamat Bengkalis Meskom.
Dan alamat tujuan atas nama Johan, dengan alamat Jalan Infeksi Pam RT 11/RW 07 No 160 Cakung Barat, Cakung Jakarta Timur.
“Pengirim datanya tidak terlalu lengkap, tapi tujuannya lengkap alamatnya dan nomor handphone-nya,” kata Suharyono.
Diterangkan Suharyono, pihak AVSEC bersama Polhut BBKSDA Riau bersama-sama membawa barang bukti tersebut ke pos jaga Bandara BBKSDA Riau dan dilakukan serah terima
Barang bukti buaya dibawa ke Klinik Transit Satwa BBKSDA Riau untuk dilakukan perawatan sementara dan pengecekan kondisi kesehatan satwa.
Sedangkan satwa buaya muara yang mati sebanyak 7 ekor di simpan di Frezer Klinik Transit Satwa.
BBKSDA Riau selanjutnya melakukan koordinasi dengan pihak Direktorat Krimsus Polda Riau dan BKSDA DKI Jakarta.
Dari hasil penelusuran diketahui, nomor resi alamat pengirim atas nama Rendi di Bengkalis Meskom bukanlah berasal dari wilayah Kabupaten Bengkalis, akan tetapi berasal dari wilayah Kabupaten Siak .
Dan hasil koordinasi dengan BKSDA DKI Jakarta diperoleh bahwa informasi alamat tujuan adalah alamat perorangan dan bukan alamat nama yang tercantum dalam tujuan.
“Setelah dilakukan perawatan selama kurang lebih 7 hari, maka pada hari Rabu, 31 Maret 2021 kemarin, kita lakukan pelepasliaran satwa buaya di salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau,” pungkas Suharyono. []