
ARASYNEWS.COM – Gempa bumi tektonik dangkal yang kerap terjadi berurutan dikhawatirkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mengakibatkan aktivitas sesar Sumatera segmen Sianok aktif.
Rentetan gempa tektonik yang terjadi ini menandakan segmen Sianok melepaskan energi secara perlahan.
Lalu, apa itu Segmen Sianok?
Dalam keterangan Kepala BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet, menyebutkan segmen Sianok merupakan bagian sesar besar Sumatera.
Segmen ini, terletak pada posisi 0,7° LS s/d 0,1° LU. Panjang Segmen Sianok adalah 90 km, membentang dari tepi Danau Singkarak sampai titik garis khatulistiwa.
Segmen ini memiliki lebar 10 km di dekat barat daya Gunung Merapi dan 18 km di Danau Singkarak.
Morfologi segmen Sianok dapat dengan dilihat dari foto udara dan peta tofografi berupa struktur kelurusan yang membentang dari daerah kumpulan di Bonjol sampai ke ujung utara Danau Singkarak.
Segmen Sianok ini, dijelaskannya, mempunyai panjang patahan lebih kurang 90 kilometer yang berada di sekitar Ngarai Sianok, Kota Bukittinggi sampai tenggara Danau Singkarak melewati sisi timur danau, dan pergeseran patahan berkisar 23 milimeter per tahun. Pergerakan ini terjadi setiap hari, sama juga halnya dengan zona subduksi dan sesar Mentawai.
Dalam pengamatan, segmen Sianok merupakan bagian dari sesar Sumatera yang membentang dari Aceh sampai Lampung. Segmen Sianok adalah salah satu dari empat segmen yang ada pada sesar Sumatera itu.
“Apakah gempa ini pre-shock atau awalan sebelum gempa besar, atau apakah ini pelepasan energi yang betul-betul pure-nya energi yang akan dilepaskan,” sebutnya.
Irwan menyebutkan, BMKG belum dapat memastikan diantara dua kemungkinan tersebut. Sebab, kata Irwan, segmen yang melepaskan gempa kecil tersebut terjadi pada kedalaman yang sangat dangkal dan pada titik yang berdekatan.
“Ini gempa dangkal sekali, memang segmen Sianok yang lokal. Gempa yang terjadi memang belum memicu pada segmen yang sebelahnya atau masuk ke gempa yang paling dalam,” sebut dia.
“Dari segmen ini, dari yang kita perhitungkan, jika satu kali lepas itu bisa M 7,4 bisa terjadi. Karena ini awalannya kecil-kecil, fase gempanya sangat dangkal, kekuatannya juga tidak sampai M 5. Jadi ini hanya pergerakan segmen lokal saja,” jelasnya.
Kendati begitu, Irwan tetap mengingatkan dan mengimbau warga selalu dan tetap waspada meski kekuatan gempa yang terjadi hanya kecil.
“Mitigasi awal sebelum bencana itu perlu dilakukan,” imbuhnya.

Dalam catatan sejarah, segmen Sianok pernah memicu dua gempa bumi besar, yaitu pada 1 Oktober 1822 dan 4 Agustus 1926. Dua gempa tersebut tercatat memiliki kekuatan magnitudo 7.
Gempa besar di zona segmen Sianok juga pernah tercatat pada 6 Maret 2007. Tercatat dengan kekuatan magnitudo 6,4 dan 6,3. Saat itu gempa ini mengakibatkan kerusakan di Padang Panjang, Batusangkar, dan Solok. Bahkan air danau Singkarak pun bergelombang cukup keras akibatnya.
Segmen Sianok hanya salah satu dari segmen Segmen Patahan Sumatera lainnya yang ada di Sumbar.
Menurut pakar gempa Ade Edward dalam laporannya pada tahun 2013, ada tujuh segmen patahan Sumatera yang terdapat di wilayah Provinsi Sumatra Barat. Ketujuh segmen tersebut yakni Segmen Siulak, Suliti, Sumani, Sianok, Sumpur, Barumun, dan Angkola. []