Pemberian Nama Yang Baik Menurut Islam Sesuai Al-Qur’an dan Hadist

ARASYNEWS.COM – Nama adalah do’a. Ini merupakan jawaban arti dari pertanyaan ‘apalah arti sebuah nama’. Setiap orang tentu tidak ingin sembarangan mendapat nama, beberapa diantaranya adalah untuk nama diri, panggilan, atau juga sebutan, dan bisa juga untuk nama tempat.

Bagi orang tua misalnya, pemberian nama pada anaknya diusahakan agar yang terbaik, ini karena nama tersebut terselip do’a untuk buah hatinya. Ditambah lagi nama tersebut juga akan menjadi identitas yang terus melekat seumur hidupnya.

Setiap orang tentu tidak ingin mendapat panggilan, sebutan atau nama yang jelek, nama yang hina, atau juga nama yang kotor, dan sebagainya.

Apalah arti sebuah nama? Ini adalah ungkapan yang bila ditinjau dari sisi syariat tidaklah sepenuhnya benar. Sebagaimana dalam ayat yang tadi, karena agama Islam memandang nama adalah suatu hal yang penting dan terkait dengan beberapa hukum baik di dunia maupun di akhirat.

Contohnya: panggilan nama seseorang di akhirat adalah panggilannya kelak di akhirat, sehingga apabila ada orang yang namanya jelek atau kurang indah di dunia, misalnya: “Tenggil, Bosok, Cungkil, Ceper dll“, maka itulah nama yang ia dipanggil di akhirat kelak. Terlebih lagi dia ridha dan senang dengan panggilan seperti itu

Dalam agama Islam pun ada aturan untuk memberikan nama anak dengan baik, sesuai dengan syariat dan anjuran Rasulullah ﷺ. Hal ini agar nama yang diberikan tersebut bisa membawa berkah dan menjadi do’a terbaik untuk buah hatinya.

Pentingnya memberikan nama yang baik untuk anak bisa temukan penjelasannya di dalam surat Maryam ayat 7, yang berbunyi:

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا

Artinya: (Allah berfirman) “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.” (QS. Maryam : 7).

Dalam ayat tersebut dapat kita ketahui, bahwa Allah Subhanahu Wa Taala telah memberikan Nabi Zakaria seorang anak laki-laki bernama Yahya. Itu berarti pemberian nama dalam Islam sangat penting. Memberikan nama yang bermakna baik pun sudah menjadi kewajiban para orang tua, seperti sabda Rasulullah ﷺ dalam HR. Ibnu Najar:

“Sesungguhnya di antara kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya menulis, memberikan nama yang baik, dan menikahkannya bila telah dewasa.” (HR. Ibnu Najar)

Rasulullah ﷺ bersabda,

‏ ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﺗُﺪْﻋَﻮْﻥَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺑِﺄَﺳْﻤَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺳْﻤَﺎﺀِ ﺁﺑَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺣْﺴِﻨُﻮﺍ ﺃَﺳْﻤَﺎﺀَﻛُﻢْ

Artinya: “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian” [HR. Abu Dawud & Al-Baihaqi, Sebagian ulama menilai sanadnya munqathi’, Sebagian menilai sanadnya jayyid]

Demikian juga dalam Fatwa Syabakah Islamiyyah yang dijelaskan bahwa seseorang akan dipanggil sesuai namanya dan dinisbatkan pada nasab bapaknya:

ﻓﺎﻟﻈﺎﻫﺮ – ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ – ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﺑﺄﺳﻤﺎﺋﻬﻢ ﻣﻨﺴﻮﺑﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺁﺑﺎﺋﻬﻢ ﻻ ﺇﻟﻰ ﺃﻣﻬﺎﺗﻬﻢ

Artinya: “Pendapat yang kuat -wallahu a’lam- bahwa manusia pada hari kiamat akan dipanggail sesuai dengan nama merrka (di dunia) dan dinisbatkan pada bapak mereka, bukan pada ibunya.” [Fatawa no. 20374]

Ibnul Qayyim menjelaskan pentingnya nama, beliau berkata,

ﺇﻥ ﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﻟﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﺣﻘﻴﻘﺘﻬﺎ ﺗﻌﺮﻳﻒ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﺍﻟﻤﺴﻤﻰ ﻷﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪ ﻭﻫﻮ ﻣﺠﻬﻮﻝ ﺍﻻﺳﻢ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﻣﺎ ﻳﻘﻊ ﺗﻌﺮﻳﻔﻪ ﺑﻪ

Artinya: “Sesungguhnya pemberian nama pada hakikatnya berfungsi untuk menunjukkan definisi/identitas penyandang nama (yang diberi nama), karena jika ia didapati tanpa diketahui (tanpa nama), maka ia tidak bisa dikenali.” [Tuhfatul Maudud hal. 61, Dar Kutub Al-‘Ilmiyyah].

Janganlah ridha dan senang dengan panggilan nama yang buruk atau jelek maknanya, serta kita tidak ikut-ikutan memanggil orang lain dengan nama atau gelaran yang buruk.

Ada beberapa dalil lainnya yang menunjukkan bahwa nama itu penting dan memiliki arti serta kaitan dengan hukum terkait dunia dan akhirat.

  1. Rasulullah ﷺ memiliki arti nama gelar yang sangat baik yaitu Al Amin “amanah, jujur dan dapat dipercaya”, beliau adalah teladan kita dalam kebaikan.
  2. Rasulullah ﷺ menyarankan memberi nama-nama yang baik pada umatnya atau sebutan dan gelar yang baik.
    Misalnya pada hadits berikut:

ﺃﺣﺐ ﺍﻷﺳﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ

“Nama-nama yang paling dicintai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman”. [HR. Muslim]

  1. Rasulullah ﷺ melarang penggunaan nama-nama yang buruk serta jelek maknanya
    Misalnya pada hadits berikut:

ﺃَﺧْﻨَﻰ ﺍﻷَﺳْﻤَﺎﺀِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﺗَﺴَﻤَّﻰ ﻣَﻠِﻚَ ﺍﻷَﻣْﻼَﻙِ

“Nama yang paling keji di sisi Allah pada hari Kiamat adalah seseorang bernama dengan nama ‘Malikal Amlaak’ (rajanya para raja). ” [HR. Bukhari & Muslim]

  1. Rasulullah ﷺ mengubah nama-nama yang buruk menjadi nama-nama yang baik
    Dari ‘Aisyah,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُغَيِّرُ الاِسْمَ الْقَبِيحَ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengganti (mengubah) nama yang jelek.” (HR. Tirmidzi, shahih)

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

ﺃَﻥَّ ﺍﺑْﻨَﺔً ﻟِﻌُﻤَﺮَ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟَﻬَﺎ ﻋَﺎﺻِﻴَﺔُ ﻓَﺴَﻤَّﺎﻫَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺟَﻤِﻴﻠَﺔَ

“Salah satu putri Umar bin Khattab ada yang diberi nama Ashiyah (wanita pembangkang). Kemudian diganti oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan nama Jamilah.” [HR. Ahmad dan Muslim]

Semoga, tausiyah ini dapat menjadi pelajaran dan pemahaman bagi kita umat Muslim di dunia. []

Source. Tausiyah

You May Also Like