I’tikaf pada Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

ARASYNEWS.COM – I’tikaf menurut bahasa artinya berdiam diri dan menetap dalam sesuatu. Sedang pengertian i’tikaf menurut istilah dikalangan para ulama terdapat perbedaan.

Al-Hanafiyah (ulama Hanafi) berpendapat i’tikaf adalah berdiam diri di masjid yang biasa dipakai untuk melakukan shalat berjama’ah, dan menurut asy-Syafi’iyyah (ulama Syafi’i) i’tikaf artinya berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah.

Majelis Tarjih dan Tajdid dalam buku Tuntunan Ramadhan menjelaskan I’tikaf adalah aktifitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu dengan melakukan amalan-amalan ibadah-ibadah tertentu untuk mengharapkan ridha Allah SWT.

Sepuluh malam terakhir Ramadhan Rasulullah ﷺ beri’tikaf, ini sebagaimana diriwayatkan Muttafaq ‘alaih berikut ini:

“Rasulullah ﷺ beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

I’tikaf merupakan aktivitas berdiam diri di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Orang yang sedang beri’tikaf tidak keluar dari masjid kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia.

I’tikaf dapat diisi dengan berdzikir, berdoa, membaca al-Qur’an, salat sunnah, bersalawat, bertaubat, dan lain sebagainya.

Dan pada saat sekarang ini, sebagaimana libur lebaran 2025 yang telah dimulai pada 20 Ramadhan 1446 H malamnya atau 21 Maret 2025, menjadi momen yang baik untuk kita dapat melaksanakan i’tikaf.

Libur lebaran ini telah mendapat perubahan dari yang sebelumnya, ini sebagaimana SKB tiga menteri dan juga berdasarkan informasi yang disampaikan Manteri Agama RI.

[]

You May Also Like