ARASYNEWS.COM, PELALAWAN – Seminggu setelah kehilangan suami, seorang dokter di Pelalawan dikabarkan juga meninggal akibat Covid-19. Dan disebutkan adalah akibat penyakit bawaan yang dialami yang cukup parah.
Penyakit penyerta yang diidap dr Yulia Susanti Sp.PD yakni jenis kanker yang menyerang seorang perempuan, yakni kanker payudara.
Kabar meninggal ini adalah pada Selasa (15/6/2021) malam. Ia merupakan seorang dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci,
Selain menjabat status dokter spesialis di RSUD Selasih, almarhumah juga tercatat sebagai dokter spesialis penyakit dalam di RS Efarina Pangkalan Kerinci. Bahkan, juga membuka praktek klinik Pratama di Jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci.
Selama ini ia menangani proses cuci darah di RS milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan ini. Menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru dua hari sebelumnya.
Jenazah almarhumah telah dikebumikan secara protokol kesehatan di pemakaman di Pangkalan Kerinci. Namun sebelum dimakamkan, seluruh management RSUD Selasih, telah memberikan penghormatan terakhir dengan melaksanakan salat jenazah berjamaah di RSUD Selasih
“Ya, kami tentunya sangat kehilangan dan berduka karena ada seorang dokter spesialis kami di RSUD Selasih yang meninggal dengan status terkonfirmasi positif Covid-19, yakni dokter Yulia Santi,” kata Direktur RSUD Selasih Chairul Hamdi kepada media ini, Jum’at (17/6/2021) dalam keterangannya.
Diceritakan Direktur, dr Yulia Santi, tercatat merupakan satu-satunya dokter spesialis penyakit dalam yang juga menangani proses cuci darah (hemodiolisa) di RSUD sesuai dengan sertifikasi yang dimilikinya. Dan dengan kepergian ini, maka untuk sementara waktu, pihaknya terpaksa mengalihlan pelayanan hemodiolisa ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
Dijelaskan Chairul, almarhumah dr Yulia Santi, telah lama menderita gangguan penyakit yakni kanker payudara cukup kronis. Bahkan, untuk menjalani pemulihan kesehatan, almarhumah pada awal Juni lalu, telah mengajukan cuti untuk menjalani kemoterapi di RS Jakarta pada tanggal 20 Juni mendatang.
“Jadi, sejak awal Juni lalu, almarhumah dr Yulia Santi sudah tidak masuk bekerja karena minta izin cuti untuk kemoterapi di RS Jakarta pada 20 Juni mendatang. Tapi karena beliau komorbid, sehingga sangat rentan tertular Covid-19 dan akhirnya meninggal dunia,” terangnya.
Disinggung terkait penularan virus yang dialami dr Yulia Santi, Khairul tidak mengetahui secara pasti dokter yang tertular dari mana. Namun demikian, pihaknya mengetahui sebelum wafat dan untuk kontak dengan, almarhumah ada 10 orang sudah di swab PCR masih menunggu hasil.
“Mengharukan sekali kepergian dr Yulia Santi ini. Dimana dua minggu sebelumnya, mendiang dr Yulia Santi menemani almarhumah suaminya yang dirawat di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru dengan diagnosa penyakit Hepatitis B. Namun, baru sepekan dirawat, sang suami akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUD Pekanbaru dengan status negatif Covid-19,” papar Chairul.
“Suami almarhumah tidak terkonfirmasi Covid-19. Tapi ada penyakit bagian dalam dan meninggal dunia sekitar seminggu yang lalu,” dikatakan Chairul.
Menurut Chairul, dengan kepergian sang suami, membuat kondisi dr Yulia Santi menjadi lemah dan turun imun. Sehingga pada Minggu (14/6/2021) lalu, almarhumah mendatangi RSUD Selasih untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
Namun demikian, sebelum masuk ruang perawatan, sesuai standar penanganan Covid-19, pihaknya melakukan pemeriksaan rapid antigen yang hasilnya reaktif. Dan dilanjutkan dengan tes swab PCR yang hasilnya positif.
“Sehingga untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal, maka ia kami rujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Namun, dua hari menjalani perawatan, kondisi kesehatannya semakin memburuk. Apalagi ia menderita penyakit penyerta yang berbahaya kanker payudara, sehingga pada Selasa (15/6) malam lalu, dr Yulia Santi akhirnya meninggal dunia dalam kondisi terkonfirmasi positif Covid-19,” pungkasnya. []