Saat Temui DPD RI, Dubes China Akui Vaksin Sinovac Belum Bersertifikat

ARASYNEWS.COM, JAKARTA – Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi program vaksinasi belum berjalan sepenuhnya. Tapi disisi lain, si penerima vaksin sendiri masih juga bisa terpapar Covid-19. Justru hal ini menjadi pertanyaan semua.

Ternyata, hal ini diungkapkan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian. Ia mengakui tentang vaksin dalam pertemuan dengan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Gedung Nusatara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/4/2021) kemarin, dilansir dari iNews.id.

Xiao Qian mengakui vaksin Sinovac yang digunakan untuk program vaksinasi Covid-19 di Indonesia belum mendapat sertifikat dari WHO.

Awalnya LaNyalla didampingi beberapa senator, seperti Gusti Farid Hasan Aman, Bustami Zainudin, Yorrys Raweyai dan Wa Ode Rabia Al Adawia, menyampaikan apresiasinya kepada RRT atau China yang telah memberikan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac kepada Indonesia pada Desember lalu.

Dan terkait apa yang disampaikan tentang status vaksin ini, LaNyalla berharap vaksin Sinovac segera mendapatkan sertifikat dari WHO.

Di sisi lain, akibat status vaksin ink yang belum bersertifikat WHO, menyebab umat Islam Indonesia tidak dapat melakukan ibadah umrah maupun haji.

“Karena Sinovac yang disuntikkan ke sebagian besar rakyat Indonesia belum diakui organisasi kesehatan dunia itu. Harapan kita Sinovac segera tersertifikasi WHO sehingga tidak membuat jamaah Indonesia terganjal melaksanakan ibadah,” ujarnya.

Menanggapi sertifikasi Sinovac, Dubes Xiao Qian mengakui bahwa vaksin Sinovac yang mereka produksi dan digunakan di Indonesia belum memiliki sertifikat dari WHO.

“Vaksin yang dikirim ke Indonesia ini juga sedang dalam proses. Kemungkinan besar tidak ada permasalahan dan kami yakin akan diakui WHO. Apalagi kami juga menjalin kerjasama terkait vaksin ini dengan negara muslim di Asia Tengah juga. Jadi kami pasti akan mengatasinya,” jelas Xiao Qian.

Dubes Tiongkok juga mendukung Indonesia menjadi tempat produksi vaksin dan distribusi regional Asia. Menurutnya Indonesia punya pasar besar, laboratorium memadai dan sumber daya yang mumpuni.

Sementara itu senator Gusti Farid Hasan Aman, selaku Ketua BKSP, menginginkan kerjasama bilateral dengan parlemen Tiongkok untuk ditingkatkan. []

You May Also Like