ARASYNEWS.COM, PADANG – Direktur Utama PT Nagari Minang Sakato, Nasirman Chan membatah tudingan minimarket miliknya, Nagari Mart berafiliasi dengan ritel Alfamart.
“Nagari Mart ini dimiliki oleh PT Nagari Minang Sakato. 100 persen pemilik sahamnya orang putra daerah Pariaman. Saya dan empat orang lainnya. Satu orang lagi dari Bukittinggi,” ujar Nasirman, dalam keterangnnya Selasa (8/6/2021).
Dia menjelaskan, pihaknya telah memiliki legalitas dan mengantongi izin pendirian Nagari Mart.
“Kita sudah punya izin resmi, mulai dari akta notaris, akta dari Kementerian Hukum dan HAM, dan sebagainya. Prinsip kerjanya adalah, PT Nagari Minang Sakato melakukan kemitraan dengan masyarakat. Artinya, PT Nagari Minang Sakato tidak semuanya mengelola dan membeli ruko. Kita kelola dengan manajemen dan sistem,” terang dia.
Dikatakan Nasirman, pihaknya tidak menutup siapa saja yang ingin ikut dalam usaha ini.
“Siapa saja bisa ikut, bisa bekerjasama dengan Nagari Minang Sakato. Kita hanya menerima bayaran 20 persen dari manajemen untuk pengelolaan sistem teknologi di Nagari Mart. Keuntungan sisanya akan diambil oleh masyarakat yang ikut berinvestasi di Nagari Mart,” terang Nasirman.
Ia mengungkapkan, masyarakat yang memiliki tanah atau ruko, nantinya akan direnovasi sesuai model yang ditetapkan. Sehingga masyarakat yang punya ruko, akan dimanajemeni oleh pihaknya.
Selain itu, diterangkannya, bagi masyarakat yang memiliki ruko tapi tidak sanggup menyediakan rak, meja, dan komputer, maka masyarakat lainnya bisa ikut berinvestasi.
“Konsep pendirian Nagari Mart ini adalah pemberdayaaan masyarakat atau sato sakaki. Bukan hanya masyarakat, komponen lainnya seperti lembaga pendidikan, koperasi, badan usaha milik nagari, dan sebagainya juga bisa ikut bergabung di Nagari Mart,” tukasnya.
“Jadi, tidak ada paksaan. Semua bisa berkolaborasi. Kita berusaha ini tidak bisa sendiri-sendiri. Kita butuh orang lain untuk saling bersinergi,” imbuh Nasirman.
Ia juga menampik bahwa pihaknya berafiliasi dengan Alfamart. Hanya saja sistemnya kurang lebih hampir sama dengan Alfamart.
“Nagari Mart didirikan sesuai dengan perkembangan dunia usaha saat ini. Mungkin sistem sama seperti Alfamart ataupun Indomaret. Begitu juga dengan karyawan yang nantinya bekerja di Nagari Mart,” kata Nasirman.
“Pegawai kita magangkan, kita training-kan di situ, belajar dulu agar tahu bagaimana cara melayani orang, berkomunikasi, dan lainnya. Jadi harus disesuaikan dulu,” katanya.
Terkait adanya masuk barang-barang Alfamart di Nagari Mart, Nasirman menyebutkan hal tersebut tidak ada larangan.
“Barang-barang yang dipasok di Nagari Mart bukan hanya dari sana, tapi juga dari vendor lainnya. Kan tidak ada larangan, asalkan cocok harga dan tidak merugikan. Sebagian memang dibeli dari sana. Sebagian lagi dibeli dari vendor lain. Jadi, dari banyak sumber. Ada yang dari lokal dan ada juga dari Jakarta. Vendornya masih kita administrasi dulu karena kita kan baru, agar tidak ada barang liar yang terbeli. Hal ini sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia,” terang dia.
Ia juga membantah tudingan yang menyebutkan keberadaan Nagari Mart mengancam stabilitas dan keberadaan semua pedagang-pedagang terutama pedagang kecil dan UMKM.
“Sampai saat ini belum ada hasil soal itu. Harus jelas dimana pedagang yang usahanya mati itu. Contoh saja di Air Tawar Timur dekat kuburan Tunggul Hitam, sudah 25 tahun pedagang kaki lima yang berdiri dekat toko PMD dan berdiri pula MD Mart. Tapi yang menjual pakai gerobak masih tetap ada sampai sekarang. Tidak mati usahanya,” ungkap dia.
Diakuinya, akibat unjuk rasa yang terjadi kemarin membuat Nagari Mart terganggu dalam perdagangannya. Padahal tujuannya adalah untuk membangun daerah.
Dia pun heran dengan penolakan dari pedagang terhadap berdirinya Nagari Mart. Padahal baru berdiri dua di Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Padang Pariaman.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan melakukan konferensi pers dalam waktu dekat. Pihaknya pun akan melihat perkembangan lebih lanjut apakah permasalahan ini akan dibawa ke ranah hukum atau tidak.
Sebelumnya, dikutip dari langgam.id, sejumlah pedagang melakukan unjuk rasa ke kantor Gubernur Sumbar terkait penolakan kehadiran Nagari Mart. Aliansi pedagang ini juga menyebutkan Nagari Mart berafiliasi dari Alfamart untuk hadir di Sumatera Barat. Mereka protes karena kehadiran Nagari Mart ini akan membunuh pedagang-pedagang di Sumbar. []