ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Terjadinya antrian panjang di SPBU di kota Pekanbaru dan Riau dikeluhkan masyarakat. Banyak masyarakat menyebut bahwa Pertamina mengurangi pasokan Premium untuk kota Pekanbaru dan Riau.
Pihak Pertamina membantah masalah ini, dan disebutkan Sales Brand Manager Pertamina Pekanbaru, Aditya Agung Andrawina bahwa kelangkaan terjadi di kota Pekanbaru akibat adanya oknum yang tidak bertanggungjawab menyelewengkan bahan bakar jenis Premium untuk dibawa ke Provinsi Sumatera Barat.
“Di Sumbar memang sudah tidak ada lagi pasokan bahan bakar jenis Premium. Kami temukan fakta di lapangan. Jadi adanya penyelewengan yang dilakukan entah oknum pelangsir atau oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,” kata Aditya.
Dijelaskan Aditya juga bahwa Premium untuk saat ini tidak lagi memenuhi standar, karena standar euro standar nasional dan internasional itu harus euro empat.
Dikatakannya, dimana produk minimal tersebut adalah RON 91, sedangkan di Asia Tenggara sendiri Indonesia adalah negara satu-satunya yang masih menggunakan RON 88.
“Kami tidak menghilangkan ini serta merta, nantinya Pertamina akan mengadakan berbagai program dan sosialisasi agar kendaraan serta lingkungan lebih terjaga. Premium di Riau tahun ini masih dan tidak ada penghilangan,” terang Aditya.
“SPBU di Pekanbaru, sudah banyak yang tidak menyediakan Premium karena banyaknya oknum-oknum yang tak bertanggungjawab. Pemilik SPBU tidak ingin terlibat dalam permainan gelap tersebut yang akan membahayakan dirinya serta tempat usahanya itu sendiri,” terang Aditya.
“Sebab lainnya, karena kemarin-kemarin ini adanya SPBU yang terkena sanksi oleh Pertamina sehingga tidak diizinkan untuk menjual premium. Saat ini ada 5 SPBU di Kota Pekanbaru di blacklist sebab terbukti melakukan penyelewengan penyaluran premium,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya selalu melakukan pengecekan di lapangan dan penindakan terhadap SPBU yang terbukti.
“Hingga saat ini di Pekanbaru sudah ada beberapa yang diskorsing dan tidak lagi menjual Premium. Ada lima SPBU yang ketahuan lakukan penyelewengan menyalurkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Fathullah, terkait masalah ini memberi saran agar Pertamina melakukan pengawasan ketat di setiap SPBU di kota Pekanbaru dengan cara menurunkan karyawannya satu orang di setiap SPBU yang ada di Pekanbaru.
“Saya minta Pertamina menurunkan anggota untuk mengawasi di setiap SPBU. Disetiap SPBU harus ada anggota untuk mengawasi kecurangan seperti ini, karena laporan di lapangan, ada pembeli yang memodifikasi kendaraan agar bisa banyak memuat bahan bakar,” sarannya.