ARASYNEWS.COM – Pada hari ini, Sabtu, 8 Juni 2024, masa tanggap darurat bencana banjir lahar dingin atau banjir bandang atau galodo dan longsor di kabupaten Tanah Datar telah berakhir.
Masa tanggap darurat ini berakhir hari ini Sabtu (8/6/2024) usai ditetapkan pasca bencana selama 14 hari mulai tanggal 11-25 Mei 2024 dan diperpanjang 26 Mei – 8 Juni 2024.
Kini, Tanah Datar berstatus Transisi Darurat ke Pemulihan Bencana Alam Banjir Lahar Dingin, Banjir Bandang dan Longsor.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Tanah Datar No. 100.3.3.2/214/BPBD-2024 yang terbitkan tanggal 8 Juni 2024.
Penutupan dilakukan dengan apel gabungan personel yang terkait yang dipimpin Bupati kabupaten Tanah Datar Eka Putra. Turut hadir 10 orang keluarga korban yang belum ditemukan akibat banjir lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar.
Turut hadir juga Dandim 0307 Tanah Datar, Danyon Marharlan II, Wakapolres Tanah Datar, Kasi OPS Basarnas Padang, serta jajaran juga seluruh relawan yang bertugas.
Apel penitipan ini dilaksanakan di Posko Utama Tanggap Darurat Tanah Datar di Gedung Indojolito, Batusangkar.
Kegiatan telah dilakukan selama 28 hari sejak terjadinya bencana yang melanda kabupaten Tanah Datar yakni di Sungai Jambu, Parambahan, Manunggal, Panti, dan Jao pada 11 Mei 2024.
“Hari ini hari sejarah bagi kita, hari ke 28, tiba masanya kita untuk mengakhiri tanggap darurat di tanah datar. Ini tetapkan penuh dengan kajian dari BMKG, dari BPBD, bahwa insyaAllah ke depan kondisi kita sudah mulai membaik,” kata Bupati Eka Putra dikutip dalam sambutannya pada Sabtu (8/6).
“Saya atas nama keluarga korban dan seluruh masyarakat Tanah Datar menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim SAR gabungan yang sudah bekerja tanpa mengenal lelah untuk melakukan pencarian kepada warga kami yang hilang. Ini sangat luar biasa, belum pernah Saya dengar di tempat lain pencarian korban dilakukan selama 28 hari. Biasanya cuma 7 hari pencarian sudah dihentikan, untuk itu sekali lagi Saya ucapkan terima kasih,” ujarnya.
Untuk bantuan, pemerintah kabupaten Tanah Datar masih akan dilakukan terus hingga masa pemulihan membaik.
Eka Putra menyampaikan bahwa keluarga para korban yang hilang dalam bencana banjir bandang atau “galodo” di daerah itu ikhlas jika pencarian dihentikan setelah tim berupaya maksimal selama 28 hari.
“Hingga masa tanggap darurat berakhir hari ini masih ada 10 korban hilang yang belum ditemukan. Keluarga telah mengikhlaskan,” kata Eka Putra.
Ia mengatakan tim dari Basarnas, PMI dan TNI telah melakukan upaya pencarian selama 28 hari atau dalam masa tanggap darurat 14 hari yang diperpanjang 14 hari berikutnya.
Pencarian dilakukan di area yang terus diperluas ke kabupaten/kota tetangga bahkan hingga batas Provinsi Riau. Namun, belum membuahkan hasil hingga masa pencarian dihentikan bersamaan dengan berakhirnya masa tanggap darurat.
Dalam bencana banjir dan banjir bandang yang melanda Sumbar pada 11 Mei 2024, terdata 63 orang korban jiwa dan 10 orang hilang. Seluruh korban yang belum ditemukan itu berasal dari Kabupaten Tanah Datar.
Lebih lanjut, ia mengatakan juga akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk pembangunan dan perbaikan di wilayah yang terdampak.
Adapun yang tengah dilakukan adalah pembangunan rumah tempat tinggal korban bencana yang rusak dan hilang. Selain itu juga perbaikan areal persawahan dan ladang milik warga. Dan juga perbaikan akses jembatan dan jalan, yang salah satunya adalah pada kawasan cagar alam Lembah Anai.
Jembatan Balley
Hingga saat ini, sudah terpasang lima jembatan yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin dan material galodo atau banjir bandang.
“Dari 7 jembatan bailey yang dikerjakan TNI Angkatan Darat, 5 diantaranya sudah terpasang dan sudah dilalui oleh pengendara. Jembatan tersebut dapat dilalui kendaraan roda dua hingga roda enam dengan beban maksimal 10-40 ton sesuai ruas jembatan,” kata Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Agus Priyo Pujo Sumedi.
Pujo menjelaskan, lima jembatan tersebut adalah Jembatan Rona Taluak di Nagari Sungai Jambu, Jembatan Tigo Niniak di Nagari Parambahan, Jembatan Silaki 1 di Nagari Baringin, serta Jembatan Tanjung Pintu Rangkuangan dan Jembatan Bawah Kubang di Nagari Koto Laweh.
“Untuk dua titik lainnya, yaitu Jembatan Katiagan dan Jembatan Taweh di Nagari Paninjauan masih dalam tahap pengerjaan, saat ini tim bersama warga sedang melaksanakan penyiapan pondasi jembatan bailey dan melansir materiil bailey ke lokasi,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Refdizalis mengatakan, selain 5 jembatan bailey yang dikerjakan oleh TNI AD, satu jembatan darurat di Panti Rambatan juga telah dipasang.
“Jembatan Panti Rambatan, ruas jalan menuju Ombilin juga sudah terpasang satu jembatan darurat jenis acrows, jembatan ini sudah bisa dilewati sejak Senin (3/6/2024) lalu. Jembatan ini merupakan bantuan dari PU Provinsi,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan banjir lahar dingin dan galodo yang melanda Kabupaten Tanah Datar pada Sabtu (11/5/2024) lalu mengakibatkan 23 unit jembatan di enam kecamatan putus. Sementara itu, 3 unit mengalami rusak berat dan 10 unit rusak ringan.
Sejumlah unit jembatan telah dibangun secara swadaya oleh masyarakat bersama pemerintah setempat dan TNI untuk memulihkan akses yang menghubungkan daerah dan pemukiman warga. []