
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Kunjungan Presiden Jokowi bersama Menteri-menterinya ke kota Pekanbaru pada hari ini, Rabu (4/1/2023) siang, selain meresmikan jalan tol Pekanbaru-Bangkinang juga mengunjungi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dan pasar wisata Pasar Bawah.
Sambutan meriah pun diberikan dari pemerintah provinsi, Pemko Pekanbaru, dan Pemkab Kampar.
Sambutan meriah juga diberikan anak-anak SD dan SMP yang didampingi guru-gurunya. Mereka berdiri sambil melambaikan tangan sambil memegang bendera kecil dan berteriak memanggil presiden saat rombongan lewat pada rute jalan yang ditentukan.
Akan tetapi ternyata aksi protes juga disampaikan beberapa orang yang mengenakan pakaian almamater salah satu universitas di kota Pekanbaru.
Beberapa orang ini disebutkan adalah mahasiswa UMRI yang ingin menyampaikan aspirasinya dengan membentangkan spanduk. Dan itu terlihat dari jas almamater yang dikenakan.
Mereka berdiri di tepi Jalan Riau dekat mal dan hotel yang menjadi tempat Presiden Jokowi dan rombongan menginap.
Hanya saja belum sempat mereka menyampaikan aspirasinya dan membentangkan spanduk, mereka sudah langsung diamankan petugas yang berpakaian bebas.
Bahkan dalam rekaman video yang beredar, mereka sempat dipiting lehernya dan juga dipukul dengan tangan dan ditendang. Mereka dimasukkan ke dalam mobil.

Diketahui, mereka yang sebanyak enam orang yang mengatasnamakan BEM se-Riau. Awalnya membentangkan spanduk di sekitar area depan Hotel Novotel. Spanduk tersebut bertuliskan “Menolak Presiden di Bumi Melayu RIAU. #BEM SE-RIAU#PERPPU TITIPAN”.
Akhirnya pada Rabu malam, mereka pun telah dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan.
Koodinator Pusat BEM se-Riau, Alfikri mengatakan bahwa saat ini 6 orang mahasiswa yang diamankan tersebut sudah dipulangkan dari kantor Polresta Pekanbaru.
“Mereka sudah dipulangkan, kurang lebih 2 jam mereka diamankan di kantor Polresta. Sudah kembali ke rumah dan kampusnya masing-masing,” ucap Alfikri, Rabu (4/1/2023).
Alfikri menjelaskan, saat itu BEM se-Riau pertama kali menggelar aksi kepada Presiden Jokowi di Tugu Zapin, namun mereka mengetahui bahwa orang nomor 1 di Indonesia itu tidak melintas di sekitar areal tersebut.
Kami ingin dilihat Pak Jokowi apa isi spanduk kami terkait kajian dengan Perpu nomor 2 tahun 2022 itu telah mencederai ataupun dari UUD Cipta Kerja nomor 11 tahun 2020 yang dimana MK telah memutuskan UUD tersebut itu inkonstitusional dan bersyarat, dengan adanya Perpu itu telah melecehkan keputusan dari MK,” jelasnya.
Lanjutnya, ada beberapa isu di dalamnya yang mereka kaji terkait dengan kepentingan kapitalis-kapitalis yang ada di Riau dan di luar Riau termasuk juga dengan proyek nasional.
“Kami ada beberapa mahasiswa yang tergabung BEM se-Riau menggelar aksi untuk bisa disampaikan dan dilihat Pak Jokowi. Apa yang ingin kami sampaikan bahwa di Riau sangat banyak problem yang harus diperhatikan oleh beliau, karena ini keresahan dari masyarakat, khususnya di Riau,” ungkapnya.
“Jadi tadi saat melakukan aksi, ada 6 orang mahasiswa yang berasal dari Hangtuah, Umri dan ST Al Azhar yang diamankan, polisi menanyakan kenapa ini dilakukan,” pungkasnya.

Selain itu, saat kunker ke pasar wisata Pasar Bawah, kecamatan Senapelan kota Pekanbaru, beberapa orang anak-anak juga terlihat diteriaki Paspampres.
Hal ini dilakukan karena anak-anak tersebut tengah asyik bermain lato-lato di dekat lokasi tempat presiden Jokowi.
“Hoi, jauh-jauh sana mainnya,” teriak seorang anggota Paspampres.
Pasukan Pengamanan Presiden memang terus mendampingi orang nomor satu itu untuk keamanan dan keselamatan presiden. Mereka tidak ingin ada sesuatu yang dapat membahayakan presiden saat di tengah-tengah masyarakat. []