Kerajaan di Tepi Sungai Indragiri dan Cerita Mistis Danau Raja

ARASYNEWS.COM – Kerajaan yang satu ini pernah berjaya di Riau pada masanya. Diperkirakan berdiri pada tahun 1298, tetapi ada juga catatan yang menuliskan berdiri pada tahun 1347.

Kerajaan Indragiri pertama kali berpusat di Pekan Tua yang sekarang sudah menjadi wilayah Indragiri Hilir.

Kerajaan Indragiri dipimpin oleh raja pertamanya bergelar Raja Merlang I yang berkedudukan di Malaka saat itu.

Pada tahun 1473 raja selanjutnya yaitu Raja Nara Singa II yang bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan Zirullah Fil Alam (Sultan Indragiri IV) menetapkan Ibu Kota Kerajaan yang berlokasi di Pekan Tua.

Setelah beberapa dekade berpusat di Pekan Tua, Ibu kota juga pernah dipindahkan ke Mudoyan yang dikenal dengan nama Kota Lama kecamatan Rengat Barat Indragiri Hulu Provinsi Riau, alasan pemindahan tersebut karena kurang amannya Pekan Tua dari kemungkinan serangan Portugis dan perompak.

Raja Nara Singa II meninggal dunia dan dimakamkan di Kota Lama. Kemudian pada tahun 1765, pusat pemerintahan Kerajaan Indragiri dipindahkan ke Japura kecamatan Lirik Indragiri Hulu.

Dibawah pimpinan Sultan Ibrahim pada 5 Januari 1815 Ibu kota Kerajaan di pindahkan ke Rengat yang sekarang menjadi Ibu kota Indragiri Hulu.

Beberapa sumber menuliskan bahwa kerajaan Indragiri berada di tepi Sungai dan terdapat Danau dibelakangnya.

Pada masa itu, sungai menjadi lebih dominan sebagai jalur transportasi. Dan alat transportasi Raja Nara Singa II menurut beberapa sumber adalah perahu dengan ukiran naga emas.

Dan yang menjadi perbincangan adalah ada mahluk gaib dibawah perahu tersebut, yakni sesosok Buaya yang selalu mendampinginya saat bepergian.

Sedangkan kerajaan yang sekarang ini yang terketak di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu adalah duplikat dari kerjaan Indragiri dengan patung singa dua didepannya.

Runtuhnya bangunan asal kerajaan adalah berada di tepi sungai akibat abrasi. Dan ini sebagaimana yang pernah disebutkan raja, bahwa “Habisnya kejayaanku maka runtuhlah kerajaanku”.

Disisi lain, di kota Rengat saat ini, terdapat satu danau yang dikenal dengan nama Danau Raja. Saat ini menjadi objek wisata dan ramai dikunjungi.

Selain indah dan air danau yang jernih, ternyata terdapat cerita mistis dibaliknya.

Danau Raja yang berada di belakang bangunan Kerajaan Indragiri dahulunya merupakan tempat pemandian Raja dan keluarga Kerajaan, namun ukurannya tentu saja tidak sebesar saat sekarang ini.

Dikutip dari buku Cerita Rakyat Riau dengan judul “Danau Raja dan Putri Bunga Harum, yang ditulis Ahmad Ijazi H Tahun 2017 menceritakan tentang asal usul danau Raja.

Putri Bunga Harum adalah anak dari Sultan Thahir dan permaisuri Fatmasari dari kerjaan Kampung dagang yang berada di Rengat. Sementara itu Usman seorang pemuda dari Desa Lubuk Tangguk.

Pasangan ini pada saat itu tidak mendapatkan restu dari Sultan Thahir meskipun Wan Usman sudah melaksanakan tugas dan syarat yang telah diberikan, yaitu membuat sebuah danau beserta istananya dalam satu malam.

Karena tidak dikabulkan raja, akhirnya Putri Bunga Harum dan Wan Usman menenggelamkan diri ditengah danau dan menjelma menjadi sepasang Buaya putih.

Kisah cerita ini masih diyakini masyarakat Indragiri Hulu dan Rengat. Bahkan dikatakan Buaya tersebut akan menampakan diri kepada orang yang diinginkannya.

Dan dipercaya masyarakat, buaya putih di danau tersebut juga diyakini penunggu Danau Raja.

Selain itu, mitos yang beredar, di dalam danau juga terdapat istana gaib yang menjadi tempat berhuninya makhluk yang berbeda buaya kuning.

Fenomena aneh lainnya, jika air pada sungai surut, tapi air pada danau masih tetap penuh. Dan demikian juga saat hujan lebat berkepanjangan, air pada danau tidak meluap.

Hingga kini, mistis dan mitos tentang cerita ini masih beredar. Dan apabila ada yang berbuat tidak senonoh di sekitaran danau maka akan mengalami hal-hal yang aneh. []

You May Also Like