
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Banjir yang terjadi disejumlah wilayah kota Pekanbaru terjadi sejak Kamis (22/4/2021) dini hari. Selain ruas jalan yang tergenang, juga tidak sedikit pemukiman penduduk yang terkena dampak.
Banyak masyarakat yang menyesali kejadian ini karena lambatnya pemerintah kota Pekanbaru mengambil sikap membenahi masalah banjir yang kerap terjadi, terutama drainase-drainase yang tidak mengalir dan ada yang tersumbat dengan sampah.
Tentang kritik masyarakat untuk permasalahan banjir ini, ditanggapi Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.
“Kita sudah survei sebelumnya, ada titik banjir di Pekanbaru itu mencapai 113 titik dengan 365 masalah banjir. Dan kita sudah lakukan penanganan banjir ini yang dibentuk sekitar Desember 2020 lalu,” kata Indra Pomi, Kamis (22/4/2021).
“Masterplan yang dipergunakan untuk menuntaskan masalah banjir hingga 25 tahun kedepan. Dalam masterplan ini, penanganan banjir terbagi dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,” terang dia.
“Yang saat ini, masterplan yang dikerjakan adalah untuk penanganan banjir jangka pendek yang mendesak. Seperti normalisasi dan pembersihan drainase dan sungai,” terang dia.
Namun ia mengakui bahwa dampak dari pengerjaan masterplan ini tidak bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Dalam artian, penanganan banjir dilakukan secara bertahap sehingga hasilnya tak serta merta didapatkan.

“Jadi perlu bertahap, tidak bisa langsung selesai, langsung bebas banjir, tidak bisa, ini dilakukan bertahap. Karena masterplan sendiri baru selesai dibuat tahun 2020,” sebut Indra.
Lebih lanjut, untuk penanganan banjir ini, dikatakan Indra Pomi, perlunya kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak baik di kota Pekanbaru dan daerah lain di sekitar Pekanbaru, seperti Kabupaten Kampar. []