
ARASYNEWS.COM, PEKANBARU – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Riau melalui Kepala Dinas DPKH, Rahmat Setyawan, mengatakan pihaknya akan memantau perdagangan sapi untuk keperluan hari raya kurban.
Pemantauan ini dikhususkan bagi sapi-sapi yang didatangkan dari Bali.
Rahmat Setyawan mengatakan akan lakukan tindakan ini untuk mengantisipasi terdapatnya virus Jembrana pada sapi.
“Kita tengah mewaspadai adanya virus Jembrana pada sapi. Ini berbahaya bagi ternak lokal. Nanti kita akan mengecek di pos lintas batas provinsi untuk memastikan sapi kurban yang datang dari luar daerah aman untuk dibawa masuk, misalnya sapi bali. Pengecekan tidak membutuhkan waktu lama,” kata Kadis DPKH, Senin (21/6).
“Sapi yang masuk ke Riau biasanya mengantongi surat keterangan sehat dari daerah asal. Tapi, masuk ke Riau tetap akan kita lakukan pengecekan,” sebut dia lagi.
“Artinya kita tinggal mengamati dokumen kelengkapan sapi tersebut. Jika daerah asal sapi itu diketahui pernah merebak penyakit Jembrana, maka itu akan menjadi perhatian,” kata Kadis Rahmat.
Ia menerangkan, Jembrana merupakan virus yang membawa penyakit hewan menular pada sapi, khususnya jenis sapi bali.
Virus ini pernah ditemukan di Indonesia, terdeteksi pada tahun 1964 di Kabupaten Jembrana Bali. Dan virus ini juga pernah ditemukan disejumlah daerah di Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian, hingga tahun 2018 ada 11 daerah di Indonesia yang terjangkit virus tersebut. Sebagian besar daerah itu justru berada di Pulau Sumatera, salah satunya pernah ditemukan di Riau.
Dalam data tahun 2018 tercatat ada 117 kasus penyakit Jembrana di Riau. Jumlah itu lebih sedikit dibanding kan kasus serupa di Bengkulu yang mencapai 2.492 kasus, dan Sumatera Barat sebanyak 1.087 kasus.

Kadis Rahmat mengatakan untuk menahan perkembangan virus Jembrana ini pihaknya akan selektif terhadap masuknya sapi kurban ke Riau.
Dan pada tahun ini, pihaknya akan tidak lakukan pengadaan sapi Bali untuk hari raya kurban.
“Kita sudah tidak lagi menerima bantuan sapi dari jenis sapi Bali. Dan kita ganti dengan sapi Madura,” ungkap Rahmat.
“Sedangkan untuk pembiakan dengan kawin suntik pun tidak kita ada bagi sapi Bali, kecuali kawin silang dengan jenis yang lain,” pungkasnya.
Lebih lanjut, untuk tahun 2020 lalu, jumlah hewan kurban di Riau yang dibutuhkan ada sebanyak 20 ribu ekor. Dan diperkirakan akan mengalami peningkatan pada tahun ini. Pada tahun lalu, sapi yang masuk ke Riau dikirim dari NTT melalui Dumai. []