Breaking News, Ini Penjelasan WHO Terkait Vaksin Sinovac

ARASYNEWS.COM, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kabar tentang vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech. Pada Selasa (1/6/2021), melalui keterangannya, WHO akhirnya menyetujui vaksin ini untuk penggunaan secara darurat.

Kabar ini pun membuka jalan bagi vaksin buatan China tersebut untuk digunakan semakin luas di berbagai negara.

Hanya saja, rekomendasi untuk vaksin Sinovac ini adalah dipergunakan untuk dewasa berusia di atas 18 tahun dengan pemberian dosis kedua antara 2 sampai 4 pekan setelah yang pertama.

Dalam keterangan yang disebutkan panel pakar independen, bahwa tidak ada batasan atas usia untuk penggunaan vaksin ini karena data menyebutkan vaksin ini memiliki efek perlindungan pada orang tua.

Tim penasihat teknis WHO juga mengambil keputusan setelah meninjau data klinis terbaru mengenai keamanan dan kemanjuran vaksin Sinovac serta praktik manufaktur perusahaan.

WHO menjelaskan, tingkat kemanjuran vaksin Sinovac mampu mencegah gejala penyakit pada 51 persen penerima, mencegah Covid-19 parah, dan rawat inap pada 100 persen populasi yang diteliti secara random.

Sementara itu Kelompok Penasihat Strategis (SAGE) yang terpisah dari WHO sebelumnya mengungkap, kemanjuran vaksin ini berdasarkan uji klinis Fase III di berbagai negara berkisar antara 51 hingga 84 persen.

Daftar darurat vaksin Covid-19 WHO yang disampaikan ini merupakan sinyal bagi regulator di setiap negara untuk mendapat jaminan keamanan dan kemanjuran suatu produk.

Ini juga memungkinkan produk pengembangan yang dilakukan China itu dimasukkan dalam program Covax yang diinisiasi WHO. Covax merupakan program global untuk menyediakan vaksin, terutama bagi negara-negara miskin yang menghadapi masalah pasokan.

CoronaVac, nama dari produk tersebut, merupakan vaksin kedua dikembangkan China yang mendapat persetujuan dari WHO untuk penggunaan darurat. Sedangkan sebelumnya, Sinopharm lebih dulu telah mendapatkan izin yakni pada 7 Mei 2021.

Sementara itu vaksin ketiga dari China yang diproduksi oleh CanSino Biologics telah mengirimkan data uji klinis, namun WHO belum menjadwalkan peninjauan dan pemberian izin penggunaannya. []

You May Also Like