ARASYNEWS.COM, JAWA BARAT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyimpulkan kebakaran tangki di kilang minyak PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan, Kabupaten Indramayu bukan karena sambaran petir. Hal ini Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Rahmat Triyono.
“Dari pukul 00.00 hingga 02.00 Wib, tidak ada terdeteksi aktivitas Sambaran petir di wilayah kilang minyak Balongan, Indramayu yang menyebabkan terjadinya kebakaran,” sebut Rahmat dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa (30/3/2021).
Menurut dia saat kebakaran kerapatan petir berkumpul di bagian barat kilang minyak Balongan atau sekitar 77 kilometer dari lokasi.
“Jika dihitung secara jarak, artinya petir berkumpul di sekitar Subang, dengan klasifikasi tingkat kerapatan petir sedang hingga tinggi,” terang Rahmat.
“Aktivitas sambaran petir itu, terekam dalam alat lightning detector dengan resolusi alat monitoring BMKG efektif pada radius 300 kilometer yang ada di 56 lokasi di Indonesia. Pemantauan ini melalui alat monitoring yang terpasang di 11 stasiun BMKG,” sebutnya.
Disisi lain, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Dofiri menduga salah satu indikasi ledakan tangki di kilang minyak Balongan akibat kebocoran pada pipa tangki Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Kami mendapatkan informasi tadi bahwa ada rembesan atau kebocoran di pipa tangki yang terbakar,” tutur Ahmad di Indramayu, Jawa Barat
Selain kebocoran pada pipa tangki BBM, ia juga menyebut soal sabaran petir yang terjadi saat kebakaran berlangsung. Terkait hal tersebut, menurut dia belum ada kesimpulan pasti, yang jelas saat ini pihaknya masih melakukan investigasi.
“Saya kira akibatnya itu, tetapi ini informasi awal, karena semalam itu ada petir yang cukup besar juga. Namun ini informasi awal, selebihnya nanti,” tukasnya.
Sebelumnya, pihak Pertamina menyebutkan kebocoran dan kebakaran disebabkan adanya sambaran petir yang mengenai tanki milik Pertamina di Balongan pada malam kejadian. []