ARASYNEWS.COM – Allah melindungi tempat-tempat yang disukainya seperti masjid, musholla, rumah yang sering dibacakan ayat Alquran dan berzikir. Dan sebaliknya, Allah tidak menyukai tempat-tempat yang kerap dilakukan maksiat.
Di banyak pemberitaan, tempat yang tidak disukai Allah adalah pasar. Hanya saja pasar yang disebutkan tidak terperinci.
Dirangkum dari berbagai sumber dan hadist, pasar yang dimaksud adalah tempat perdagangan jual beli yang dilarang Allah, yakni pasar maksiat, jual beli benda-benda yang diharamkan.
Pengertian pasar secara ekonomi adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.
Jadi, dalam hal ini, pasar bisa saja dilakukan dimana saja. Dan yang tidak disukai Allah adalah tempat-tempat yang dilakukan hal-hal yang diharamkan.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقُهَا»
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, ‘Negeri (tempat) yang paling dicintai Allah adalah pada masjid-masjidnya, dan tempat yang paling dimurkai Allah adalah pasar-pasarnya,’” (HR Muslim).
Adapun penjelasan dari riwayat ini adalah pasar dikaitkan dengan kekumuhan dan keburukan. Dan ini dicontohkan pada pasar-pasar tradisional.
Akan tetapi, pada pasar-pasar modern, bisa juga dikaitkan, meski terlihat bersih, tetapi ada saja barang yang diharamkan yang dijual, seperti makanan yang tidak halal atau juga minuman yang memabukkan.
Sebaliknya, Allah melindungi tempat-tempat yang disukainya.
قَوْلُهُ أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا لِأَنَّهَا بُيُوتُ الطَّاعَاتِ وَأَسَاسُهَا عَلَى التَّقْوَى قَوْلُهُ وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا لِأَنَّهَا مَحَلُّ الْغِشِّ وَالْخِدَاعِ وَالرِّبَا وَالْأَيْمَانِ الْكَاذِبَةِ وَإِخْلَافِ الْوَعْدِ وَالْإِعْرَاضِ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا فِي مَعْنَاهُ
Artinya, “Nabi bersabda, ‘tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid’ karena masjid merupakan tempat ketaatan, dan didirikan atas dasar ketakwaan. Sedangkan kalimat ‘tempat yang paling Allah benci adalah pasar’, karena di pasar adalah tempat tipu-tipu, riba, janji-janji palsu, dan mengabaikan Allah, serta hal serupa lainnya,” (Lihat Imam An-Nawawi, Syarah An-Nawawi ‘ala Sahih Muslim, Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1392 H).
Penjelasan dari ini adalah masjid itu mulia karena perilaku orang di dalamnya, demikian halnya di pasar, ia menjadi tempat yang tidak disukai Allah karena hal-hal yang dilakukan di sana dan benda-benda yang haram diperjualbelikan.
وَأَنَّ ٱلْمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًا
Artinya: Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (QS. al-Jin (72): 18)
جُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا
Artinya: “Seluruh permukaan bumi dijadikan untukku sebagai tempat shalat dan alat untuk bersuci.” (HR. Bukhari, no. 335 dan Muslim, no. 521)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا.
Artinya: “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.” (HR. Muslim, no. 671)
Menurut Imam As-Suyuthi, sebagaimana dikutip Syekh Ali bin Muhammad bin ‘Illan dalam Dalilul Falihin li Thuruq Riyadhus Shalihin, menjelaskan, masjid itu mulia bukan sebab ‘dirinya sendiri’ atau memang secara dzat-nya sudah mulia, melainkan karena perilaku kebajikan di dalamnya seperti zikir, membaca Al-Quran, shalawat, majelis ilmu maupun aksi sosial.
Begitu juga, Allah membenci tempat karena keburukannya. Bukan hanya di pasar, tapi bisa saja di pemukiman, perkantoran, atau lokasi lainnya.
Allah membenci hal-hal yang buruk yang dilakukan umat manusia. Dan Allah dengan keinginannya bisa saja menghancurkan tempat-tempat yang tidak diinginkannya
Wallahu a’lam.
[]
