Allah Jelaskan Dalam Al-Qur’an Tentang Fenomena Lautan Dalam Yang Gelap

ARASYNEWS.COM – Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada bulan Ramadhan. Al-Qur’an memberi petunjuk bagi umat manusia (Huudan Lin Naas) sekaligus pemberi kabar peringatan bagi umat manusia yang ingkar terhadap kebenaran Al-Qur’an.

Salah satu sisi keakurasian Al-Qur’an tertulis mengenai laut dan samudera. Dalam Al-Qur’an terdapat 23 ayat yang menyebut kata ‘laut’. Sedang kata ‘darat’ terkandung dalam 13 ayat Al-Qur’an.

Menjelaskan tentang laut, sangat tidak mungkin bagi Rasulullah yang tinggal di padang pasir dan jauh dari teknologi mengetahui yang terkandung dari lautan. Kemukjizatan Al-Qur’an yang telah diturunkan Allah kepada Rasulullah pada 15 abad yang lalu ternyata terbukti oleh sains modern abad 20.

Salah satu ayat Alquran yang membahas keadaan dalam laut ada pada surah an-Nur ayat 40.

أَوْ كَظُلُمَٰتٍ فِى بَحْرٍ لُّجِّىٍّ يَغْشَىٰهُ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِۦ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَآ أَخْرَجَ يَدَهُۥ لَمْ يَكَدْ يَرَىٰهَا ۗ وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورًا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ

Artinya: “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” [QS. an-Nur: 40]

Ayat tersebut memang ditempatkan dalam konteks sebagai analogi terhadap orang kafir seperti tertera dalam ayat sebelumnya.

Selain mengqiyaskan orang-orang kafir (pada ayat sebelumnya) yang berada di kegelapan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan tentang kondisi kegelapan yang ada di laut dalam.

Untuk fenomena di dalam lautan yang diungkapkan Allah dalam Al-Qur’an, hingga kini masih menjadi misteri bagi manusia. Penelitian di laut dalam masih terbatas dibandingkan penelitian di luar angkasa.

Tahun 2010 para peneliti Indonesia dan Amerika bekerjasama sama dalam mengungkap misteri laut dalam di perairan Sangihe Talaud. Expedisi ini dikenal sebagai INDEX SATAL 2010. Expedisi ini telah mengungkap tentang lapisan kegelapan di laut dalam, kehidupan hewan dan tumbuhan di dalam kegelapan di bawah laut dan gunung-gunung api yang menyemburkan panasnya. Keberadaan gunung api ini diduga merupakan sumber mineral dan sumber energy baru di masa depan. Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali.
(Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)

Namun, pernyataan “gelap gulita di lautan yang dalam” digunakan dalam surah an-Nur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al-Qur’an, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.

Di kedalam lebih dari 1000 meter, ada beberapa binatang yang memiliki fungsi penglihatan yang mampu mendeteksi bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme hidup).

Makhluk laut yang mampu membuat cahaya terdapat di mana-mana. Bioluminescence sendiri merupakan hal yang lumrah karena ia memberikan kemampuan untuk mempertahankan diri yang sangat berarti bagi binatang yang bersangkutan. Cahaya ini membantu binatang untuk mencari makanan, menarik perhatian pasangannya dan mempertahankan diri dari serangan pemangsanya.

Berpedoman pada surah an-Nur ayat 40, para ilmuwan pada masa sekarang juga telah menemukan adanya ombak dalam (internal waves) yang “terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda.” Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya hanya bisa dideteksi melalui peralatan canggih dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu.
(Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205). Hal tersebut juga telah dipelajari oleh peneliti kita pada ekspedisi INSTANT.

Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur’an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surah an-Nur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur’an adalah kalam Allah.

Fenomena di dalam lautan, tertulis dalam Al-Qur’an, beberapa diantaranya, dalam surah an-Naml ayat 61, Surah al-Furqan ayat 53, dan Surah ar-Rahman ayat 19-20.

أَمَّن جَعَلَ ٱلْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَٰلَهَآ أَنْهَٰرًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِىَ وَجَعَلَ بَيْنَ ٱلْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَءِلَٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.” [QS. an-Naml: 61]

وَهُوَ ٱلَّذِى مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا

Artinya: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” [QS. al-Furqan: 53]

مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ

Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, [19]. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. [20]. [QS. ar-Rahman]

Dalam surah-surah ini tersirat di kondisi yang ada di dalam lautan. Terdapat di Samudera Atlantik yang airnya terlihat tidak bercampur dengan air Laut Mediterania. Lokasi ini tepatnya di sekitar Selat Gibraltar. Kandungan garamnya juga masing-masing berbeda. Tidak bercampur meskipun bertemu.

Selain itu, juga ada gunung bawah laut yang membuat air dari Samudera Atlantik tidak mudah memasuki kawasan laut Mediterania.

Tersirat dalam QS al-Furqan 53, ketika pasang, air laut yang masuk ke sungai akan berada di bagian dasar sungai, sedangkan bagian atas dari air sungai tetap merupakan air tawar. Kondisi tersebut terjadi karena berat jenis air laut lebih besar daripada berat jenis air sungai.

Dalam penelitian, kondisi ini terjadi banyak dibeberapa tempat seperti di Indonesia. Air tawar dan air laut yang asin banyak ditemui, seperti di Bali di bagian bawah pura Tanah Lot, terdapat sumber mata air tawar, padahal di daerah sekitarnya dikelilingi oleh air laut. Juga terdapat di danau di Pulau Kakaban (pulau terluar di Kabupaten Berau), Kalimantan Timur.

Manusia dengan peralatan teknologi mengetahui tentang keadaan umum dalam lautan, tentang makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garam, air luar permukaaan dan kedalamannya.

Tapi, manusia tidak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa perlahan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter.

Fenomena lain yang menunjukkan kebenaran Al-Qur’an merupakan firman Allah adalah fenomena gunung bawah laut. Allah berfirman dalam surah ath-Thuur:6

وَٱلْبَحْرِ ٱلْمَسْجُورِ

Artinya: “dan laut yang di dalam tanahnya ada api.” [QS. ath-Thuur: 6]

Juga Haditas nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya pada kitab Al-Jihad, dengan redaksi sebagai berikut.

Kami mendapat hadis dari Sa’id bin Manshur; tuturnya: Kami mendapat hadis dari Isma’il bin Zakariyya; dari Mutharrif; dari Bisyr Abu Abdullah; dari Basyir bin Muslim; dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash; tuturnya:

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berjuang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan.”

Para ahli akhirnya telah melihat fenomena ini di dasar lautan. Ada retakan yang akhirnya mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.

Allah telah memberikan petunjuk yang nyata dalam Al-Qur’an, banyak perumpamaan dan fenomena alam yang telah Allah terangkan dengan sangat indah. Sekarang tergantung kepada kita kaum muslimin apakah akan mengambil jalan keimanan ataupun jalan kekufuran.

Marilah kita yang mempunyai pengetahuan dan berkecimpung pada masalah ayat-ayat kauniah khususnya yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan ini untuk menjadi hamba-Nya yang beriman dan bersyukur dan tidak menjadi hamba-Nya yang kafir dan kufur. Beriman dengan cara mengabdi pada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Bersyukur dengan cara mengerahkan segala daya upaya untuk membangun kelautan dan perikanan ini sehingga kemakmuran bangsa Indonesia dapat dicapai.

Mudah-mudahan kita kaum muslimin, selalu diberi Allah petunjuk untuk mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan berbuat yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai ini, dan menjaga alam ini baik di darat, laut, dan udara dari segala kerusakan yang dapat timbul. []

You May Also Like